Find Us On Social Media :

Safety & Mata, Sediakan Dua Kacamata!

By Motorplus, Rabu, 11 Januari 2012 | 08:21 WIB
()


Buat pengendara usia 40 tahun ke atas, atau yang masa kecilnya memiliki sejarah mata silinder tapi belum diobati. Nah, di usia 40 ke atas penyakit mata umumnya akan tambah jadi plus. Yaitu bayangan yang diterima mata sedikit bergeser. Sehingga jika melihat benda dalam jarak dekat akan menjadi kabur.

Sedangkan mata silinder, pengendara tidak bisa melihat objek pada jarak dekat maupun jauh. Bayangan yang masuk ke mata sedikit menyebar alias tidak fokus pada retina. Sehingga bayangan akan menjadi kabur dan hanya terlihat jelas pada satu titik. Sementara pada objek jauh, bayangan akan tampak kabur dan bergelombang.

Pada penderita mata silinder dan minus pertolongannya memakai lensa mata plus dan minus. Plus untuk membantu melihat pada jarak dekat, sementara minus untuk penyakit mata silindrisnya.

Penderita silinder memang dilematis buat pengendara. Di satu sisi pengendara harus memiliki tajam pengelihatan yang bagus untuk jarak jauh. Sedangkan penderita silinder tidak bisa memenuhi hal itu.

ÔÇ£Kalau dites kesehatan pemohon SIM di wilayah Jawa Timur, pemohon dirujuk untuk diperiksa lebih lanjut. Layak atau tidak jarak pandangnya untuk berkendara di jalan," sebut dr. I.B. Gde Wirastana, dokter spesialis mata Jakarta Timur Eye Center (JTEC) di RS Harapan Bunda, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Dokter lulusan Universitas Udayana, Bali ini menyarankan pengendara yang memiliki kelainan mata silindris dan plus, minimal punya dua kaca mata. "Satu kaca mata minus untuk silinder, bisa dipakai saat berkendara. Sedangkan kacamata plus dipakai ketika baca," saran dokter dinas di RS. Harapan Bunda, Jl. Raya Bogor, KM. 22, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Dua kebutuhan itu ada yang bisa dengan memakai satu frame dilengkapi 2 lensa. Tetapi paling penting dipakai adalah lensa minusnya. Karena tanpa lensa ini penderita silinder tidak bisa memiliki tajam pengelihatan dalam jarak jauh. Dan itu sangat berbahaya. Tidak bisa melihat lawan arah atau tanda rambu.

Kalau lensa plusnya tidak begitu perlu dipakai. Karena fungsinya hanya untuk baca jarak dekat. Jarak jauhnya normal. Untuk pengendara yang memiliki 2 kelainan mata seperti ini disarankan minimal memiliki 2 kacamata.

Jika pakai satu frame dengan 2 lensa plus dan minus atau lensa progresif kadang malah bikin distorsi. Karena mata harus ngepasin pada lensa minus, yang biasanya ada di bagian atas. Pastinya bakal ribet.

Ditambah lagi dengan posisi pakai helm. Mata malah terkesan bekerja keras ngepasin pada lensa plus. Ujung-ujungnya malah mengganggu konsentrasi saat berkendara.

Lanjut! Dokter spesialis lulusan Universitas Indonesia ini juga menambahkan agar pemilihan kacamata untuk berkendara sebaiknya diperhatikan.  Sebaiknya, pilih lensa yang tidak terlalu lebar dan frame tepat. "Tentu agar ketika dipakai berkendara menjadi lebih nyaman. Terlebih ketika harus memakai helm. Jangan sampai pakai kacamata, helm malah lalai dipakai," pesannya.

Siap dok!   (motorplus-online.com)