Sialnya, semua itu sirna saat seseorang mengkonsumsi zat-zat berbahaya seperti alkohol, sabu, ganja, ekstasi ataupun pil koplo. Bagimana kira-kira perasaan penggunanya?
Beruntung ada sahabat MOTOR Plus yang rela buka-bukaan di soal ini. Toz ke Mats Poison, biker yang mengalami itu semua. Di kalangan biker nama terakhir, poison adalah julukan betapa dalam tubuh dia terkontaminasi zat-zat yang disebut racun di atas tadi.
ÔÇ£Sekarang ini saya sedang berbenah diri menjauhi semuanya. Untuk kebaikan dan sekadar gambaran saya bersedia membagi pengalaman,ÔÇØ buka cowok yang suka turing dan riding dengan mengendarai motor choppers ini.
Terus terang, jika mengkonsumsi ganja, kita jarang out of control. Bawaannya malah lebih hati-hati bahkan cenderung penakut. Minum alkohol, selama nggak banyak no problem.
Tapi kalau banyak efeknya sama dengan pil koplo dan jenis penenang lainnya. ÔÇ£Kita jadi terlalu berani dan menganggap remeh pengguna jalan lain. Emosi gampang naik dan nggak terkontrol. Sabu, selama takarannya nggak high, aman-aman saja,ÔÇØ ungkap Mats.
Tapi kalau lewat takaran, kita bisa berhalusinasi sama dengan mengkonsumsi ekstasi. ÔÇ£Kalau sudah halusinasi, bahaya, Bro! Perasaan semuanya berjalan normal, padahal membahayakan. Makin kencang lagi kita bisa paranoid,ÔÇØ terang Mats panjang lebar.
Paranoid merupakan kondisi psikologi, gangguan mental yang merujuk pada seseorang yang percaya bahwa orang lain sentiasa mengancamnya, padahal tidak.
Menurut Mats lagi, yang jadi masalah adalah seseorang nggak pernah tahu berapa takaran pas itu. Maunya nambah dan nambah lagi. Inilah yang bahaya!
Di sisi lain Mats jujur mengakui jika konsumsi sedikit, feeling, pengelihatan juga keberanian jadi lebih peka.ÔÇØTapi itu tadi, kita tidak pernah tahu berapa sih takaran pas dimaksud? Kecendrungannya selalu menjadi berlebih dan hasilnya destruktif,ÔÇØ bilangnya.
Kelebihan nyimeng alias mengganja membuat bloon, terlalu santai nggak peka pada bahaya. Sementara alkohol dan pil menjadi beringas, sabu juga inex membuat terlalu pede, halusinasi dan paranoid.
ÔÇ£Berkaitan refleks bermotor, menurut saya, jenis-jenis amphetamine dan pil, koplo, rohipnol, magadon, dumolit sangat mengganggu refleks kita!ÔÇØ katanya.
Dari keterangan itu, Alwi Luthan, Konsultan Ahli badan Narkotika Nasional (BNN) memerinci lebih lanjut. Menurutnya, zat aditif atau bahan psikotropika, sebenarnya dalam kadar tertentu memiliki manfaat.
Di dalam ilmu kedokteran beberapa kandungan bahan berbahaya ini malah dijadikan salah satu instrumen obat. Namun, apabila penggunaannya tidak benar, dampak yang dihasilkan malah kontraprodutif. ÔÇ£Itu sebabnya, penggunaan bahan psikotropika ini harus seizin dan pengawasan dokter,ÔÇØ jelas Alwi.
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung etanol. Etanol adalah bahan psikoaktif dan mengkonsumsinya akan menyebabkan penurunan kesadaran. ÔÇ£Secara psikologis, pengaruh dari alkohol meyebabkan disorientasi terhadap orang, waktu dan tempat. Seseorang yang mengalami disorientasi ini bisa lupa kembali ke tempatnya semula saat keluar dari kamar kecil,ÔÇØ rinci Alwi lebih lanjut.
Untuk obat-obatan psikotropika seperti ekstasi bisa menyebabkan rasa haus yang berlebihan, hiperaktif, sakit kepala dan pusing, menggigil yang tidak terkontrol, detak jantung yang cepat dan sering, mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan, gelisah tidak bisa diam, pucat dan keringat, dehidrasi, mood berubah.
ÔÇ£Ekstasi akan mendorong tubuh untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri. Kekeringan cairan tubuh dapat terjadi sebagai akibat dari pengerahan tenaga yang tinggi dan lama,ÔÇØ jelas purnawirawan polisi bintang tiga ini.
Seperti juga yang digambarkan Mats, pengaruh sabu menurut Alwi bisa membuat orang menjadi beringas dan bertingkah laku brutal. Sulit berkonsentrasi, perasaan kesal dan tertekan.
ÔÇ£Efek halusinogen akibat pemakai sabu ini akan mengubah daya persepsi. Ketika dia melihat satu benda yang aslinya berjarak dekat akan terlihat jauh. Ia akan mengalami halusinasi,ÔÇØ bilang Alwi Luthan lagi.
Itu sebabnya, kasus yang terjadi pada pengemudi maut Xenia, Afriyani Susanti yang mengalami halusinasi yang diduga akibat penggunaan bahan psikotropika ini. ÔÇ£Melihat tiang listrik yang jaraknya 10 meter disangkanya 4 meter,ÔÇØ bilang Alwi.
Sedangkan efek yang dihasilkan dari menghisap ganja bisa juga membuat pemakainya mengalami euforia atau dampak senang berkepanjangan. Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Golongan tertentu malah ada yang merasakan efek yang bikin mereka justru menjadi malas.
Namun bagi sebagian individu efeknya malah kebalikan menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif. ÔÇ£Ketika dihisap ganja akan segera memberikan efek dan efek tersebut masih akan bertahan selama satu sampai tiga jam.ÔÇØ
Dalam penjelasannya, Alwi juga mengatakan bahwa pada waktu tertentu, seseorang yang addict atau ketagihan dipastikan akan menambah dosis pemakaian barang haram itu. ÔÇ£Pada tahap tertentu akan menyebabkan kerusakan fungsi organ vital si pemakai. Tidak sedikit juga yang berujung pada kematian,ÔÇØ ulasnya lebih dalam.
Nah, brothers sudah tahu kan dampak negatifnya. Semua pilihan memang tergantung pada kita sendiri, Yuk kita terus galakkan safety riding. Selamat buat kita, dan selamat juga buat pengguna jalan lain. Itu baru namanya biker sejati! (motorplus-online.com)