"Selain merek, masalah harga sangat diperhatikan oleh konsumen. Karena itu mereka umumnya rajin menanyakan harga masing-masing merek sebelum memutuskan untuk membeli," kata Koh Andre dari Sejahtera Motor di Jl. Kosambi Baru, Cengkareng yang menyediakan banyak oli motor.
Rupanya karena masalah itu tadi, beberapa produsen juga sepertinya sangat berhati-hati dalam mengeluarkan price list terbarunya. Masih banyak yang belum melakukan kenaikan harga. Jika pun naik lonjakannya belum terlalu signifikan.
Hal yang sangat wajar, sebab jika terjadi perubahan harga yang cukup banyak ditakutkan konsumen beralih ke merek lain. Apalagi saat ini memang pilihan untuk pengguna motor sangat banyak. Mulai dari oli lokal sampai impor.
"Belum adanya kenaikan di harga oli. Terakhir itu rasanya sudah lama sekali. Kalau naik rata-rata Rp 1.000 saja. Faktor kenaikan tergantung dari suplier biasanya bukan dari pabrikannya," kata Didi, itu sapaan untuk owner JJ Motor di bilangan Kebon Jeruk.
"Enggak semua harga oli naik, masih ada harga oli yang tetap seperti di 2011 seperti Federal. Yang naik itu Repsol. Sebelumnya Rp 25.000 sekarang naik Rp 1.000," tambah Irwan dari bengkel Kusuma Bautindo, Jakarta Barat.
"Sebenarnya selain harga, sebaiknya setiap produsen juga menyediakan oli sesuai spesifikasi yang ada di buku manual. Tidak semua orang tergoda dengan oli racing," beber Angga Kurniawan dari Anjany Racing.
Misalnya saja jika di buku dijelaskan harus pakai oli 10w-40 maka pilihlah oli dengan spek seperti itu. "Jika memaksakan diri ingin pakai oli racing harganya kadang sangat mahal. Per liter bisa mencapai ratusan ribu. Padahal penggunaan motor hanya untuk harian," kata Angga.
Jadi urusan harga memang perlu dipertimbangkan. Tapi jangan lupa pilih spek sesuai rekomendasi pabrikan. (motorplus-online.com)