Find Us On Social Media :

Honda Blade, Bayi Perlu Obat Penurun Panas

By Motorplus, Kamis, 29 Maret 2012 | 12:12 WIB
()

()

 QTT langsung ke-3 di kelas IP 110 cc. Ketika race beberapa lap memimpin paling depan

Nama Astra Motor Racing Team masih baru terdengar musim ini beredar di kancah balap nasional. Apalagi di arena IndoPrix (IP). Tapi, dengan punggawa sekelas Benny Djatiutomo, Honda Blade tunggangan Denny Triyugo dan Wawan Hermawan langsung curi perhatian. Terlebih karena Benny dan Denny dulu jadi gacoan tim Yamaha.

Apalagi, Benny dan krunya dikenal selalu mencoba dan memperkenalkan hal baru di balapan nasional. Termasuk di seri I IndoPrix (IP) 2012 yang baru lalu di Sentul kecil. Blade yang diusung dua jokinya memiliki sirip-sirip ÔÇÿtidak normal'. Ya, sirip tambahan di kepala silinder dan di kolong bak mesin.

Benny sendiri tidak terlalu fokus di situ. Menurutnya itu hanya salah satu kiat kecil untuk mendongkrak performa Blade di IP 110 cc. Namun, sang mekanik pendamping, Sugiarto Keke mengakui itu salah satu cara untuk meredam sifat panas Blade. Wah, mentang-mentang umurnya masih balita, masih perlu obat penurun panas, nih!

"Cuma coba-coba. Logikanya, sirip di silinder Blade sedikit. Untuk keperluan harian, memang panasnya tidak berlebih. Tapi, di balapan, dengan putaran mesin yang melebihi kewajaran, sirip tambahan ini diharap bisa membantu melepas panas mesin," komentar mekanik yang karib disapa Keke yang juga pernah menukangi merek lain.

Pemikiran Keke bisa benar. Apalagi, banyak yang menyebut Blade tuh karakternya 'panasan' kalau diadu di arena balap. Maksudnya, mesin cepat panas. Ada yang bilang jalur olinya kurang. Malah ada yang bilang partnya memang agak cepat panas. Namannya juga kata orang.

Toh banyak mekanik Honda akui urusan pendinginan dengan oli dan komponen mesin Blade sudah beres. Kan untuk balap banyak komponen mesin yang diganti. "Namanya juga coba-coba. Kalau bagus, kan bisa diterapkan sama yang lain. Kalau tidak, ya dicopot. Toh berat sirip tambahan ini tidak terlalu membebani," ulas Keke yang pakai pelat aluminium aslinya pendingin di komponen elektronik IC untuk sirip tambahan tadi.

Masih bicara pendinginan juga. Bagian kiri mesin, yaitu bak magnet pun seperti sarang tawon. Banyak coakan lubang memanjang. Diakui Keke, ini juga obat penurun panas untuk Blade. Bukan tidak mungkin, sistem pengapian Vortex yang menuntut putaran mesin tinggi, membuat mesin Blade lekas panas. Makanya, flywheel alias magnet pun wajib dikipasi.  Apalagi, motor kilikan Benny biasanya punya putaran mesin yang cukup tinggi.

"Kayaknya sirip tambahan tadi ngefek juga. Ke depannya saya mau modifikasi tutup kepala silinder. Menggusur atau mengganti karet pakingnya agar panas lebih bisa disebar," lanjut Keke.


 Sirip tambahan menangkap angin di kolong mesin, Pendinginan di kepala silinder, cuma ÔÇÿditindik' las
Tapi, di jeroan mesin, Benny Djatiutomo masih menerapkan teori yang sama untuk mengolah dapur pacu Blade. Iya lah, kan teori ngorek mesin mah gak berubah. Cuma, dengan angka berbeda, kiatnya juga jadi lain.

Misalnya, Blade standarnya dibekali panjang langkah piston 55 mm. Ini beda dengan Jupiter-Z dikilikan Benny dulu yang menerapkan stroke 54 mm. Berpatokan pada teori kilik-mengilik 4-tak, langkah piston lebih panjang membuat karakter asli putaran mesin Blade punya torsi yang lebih tinggi. Tapi, agak sulit dipaksa berkitir lebih tinggi. Pasalnya, beresiko tinggi terhadap kekuatan piston dan komponen lain.

Memang, seperti pengakuan Benny, ia baru dua bulan memegang mesin Honda Blade ini. Masih perlu waktu untuk menemukan setelan yang pas. Makanya, ia pun tak banyak bicara soal spek mesinnya. Denny Triyugo pun nampak masih adaptasi dengan Blade. Terlihat di Sentul lalu, puntiran gasnya sering melewati limiter di pengapian. "Buat apa kalau masih jauh dari sempurna. Teori tetap sama hanya modifikasi sedikit sesuai spek," ujarnya.

Sementara ini, fokus Benny dan tim masih pada hal kecil. Ia masih mencari komponen yang pas untuk mengganti roller rantai keteng dengan lidah tensioner yang ditekan baut. Sebab, menurutnya tensioner model roller ini yang membuat setelah rantai keteng kurang sempurna.

"Roller membuat tegangan rantai keteng stabil. Tapi, roller yang ada masih cepat aus. Kalau lidah, lebih stabil dan kuat. Tapi, kita harus cari yang konstruksinya pas," jelasnya.

Benny juga mencoba pompa oli dari Thailand dan Jepang. Hasilnya kalau sudah sukses akan dilaporkan MOTOR Plus kepada pemirsa. Betul! (motorplus-online.com)

 

DATA MODIFIKASI
Pengapian : Vortex
Knalpot : AHM
Piston : FIM
Sokbreker : Ohlins
Pelek : TDR