Kabel busi standar dirancang seperti itu, lantaran harus kuat menyalurkan tegangan sekitar 14.000 volt lebih untuk memantik gas bakar. Jika tidak, tegangan dan arus besar akan mengalami banyak hambatan yang berisiko kawat putus atau isolatornya terbakar. Sebab kuat arus listrik tetap kejar tegangan tinggi.
Makanya pabrikan pembuat kabel busi harus memperkecil tahanannya. Caranya dengan memperbesar diameter kawat dan memperkuat isolator kabel. Juga didukung material konduktor yang mampu mengantar arus lebih tinggi hingga menghasilkan tegangan tinggi untuk memercikan api busi.
Ini sesuai dengan rumus kabel kelistrikan yaitu V = I x R, dimana V = tegangan (Volt), I = kuat arus (ampere) dan R = tahanan kabel (ohm). Jika ingin mengetahui berapa besar tahananya, tinggal putar aja rumusnya jadi R = V / I.
Dan untuk mengetahui besar-kecil tahanan yang ada di kabel busi, dapat saja melakukan pengecekan dengan multitester. Caranya, masing-masing ujung kawat busi di tempelkan alat penghubung positif dan negatif yang terdapat di multitester. (motorplus-online.com)