Find Us On Social Media :

Cara Mudah Pahami Fungsi Komponen Injeksi Ala Yamaha

By Motorplus, Selasa, 7 Agustus 2012 | 12:51 WIB
()

()

Menurut M Abidin, GM Technical Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), hal paling sulit adalah membuat mudah. Hal ini juga berlaku pada sosialisasi teknologi injeksi pada masyarakat luas. "Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Semakin tinggi bahasa yang disampaikan, orang-orang malah semakin sulit memahami," buka M Abidin, GM Technical PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).

Agar lebih mudah, Yamaha punya trik jitu. Yaitu dengan menganalogikan fungsi sensor dengan fungsi indra di tubuh manusia. "Materi ini baru kami perkenalkan di 'Workshop Injeksi & Test Rider All New Yamaha Jupiter Z1' yang digelar oleh PT YIMM bekerja sama dengan OTOMOTIFNET.com minggu lalu (2/8)," jelas pria ramah ini. Nah, buat yang enggak ikutan workshop bisa dapat infonya di sini. Semoga bisa lebih memahami sistem injeksi ala Yamaha.

Komponen sistem injeksi pada sepeda motor Yamaha terdiri dari dua macam komponen, sensor dan actuator. Sensor terdiri dari Throttle Position Sensor (TPS), Intake Air Pressure Sensor (IAPS), Intake Air Temperature Sensor (IATS), Crankshaft Position Sensor (CPS), Coolant/Oil Temperatur Sensor dan Oxygen Sensor. Sedang Actuator atau perangkat mekanis terdiri dari Fast Idle Solenoid (FID), Idle Speed Control (ISC), Fuel Pump, Injector dan Ignition Coil. Mari kita bahas satu persatu fungsinya. 


Intake Air Temperature Sensor (IATS)
Seperti sistem pernafasan pada manusia yang akan menyesuaikan diri ketika suhu udara berubah. Sensor ini membaca temperatur udara pada intake manifold. Temperatur berpengaruh pada kerapatan udara dan kandungan oksigen yang masuk ke ruang bakar. Pada kondisi suhu udara panas, maka kandungan oksigen di udara yang lebih sedikit dan sebaliknya.

Intake Air Pressure Sensor (IAPS)

Tekanan darah pada manusia berubah-ubah di sepanjang dinding arteri sesuai dengan beban kerja yang sedang dilakukan tubuh. Saat diam, berlari dan berjalan santai pasti berbeda tekanannya. Sistem injeksi juga memiliki sensor yang fungsinya membaca tekanan udara yang masuk. "Tekanan udara di manifold menggambarkan beban kerja di mesin," jelas Bayu Astyawanto, dari Technical Service PT YIMM sambil merinci fungsi sensor-sensor yang lain.

Throttle Position Sensor (TPS)

Pada manusia, semua gerakan tubuh diatur dan dikendalikan oleh otak, agar gerakannya sesuai dengan perintah otak, tubuh memiliki sensor gerak yang bertugas mengawasi. Sedang pada sistem injeksi, sensor gerak yang merupakan representasi dari kemauan pengendara, selalu dimonitor oleh Throttle Position Sensor. TPS membaca gerakan throttle atau grip gas.

Coolant/Oil Temperatur Sensor

Tubuh manusia bisa merasakan perubahan panas ketika sedang beraktifitas, dengan sendirinya tubuh akan beradaptasi dengan perubahan suhu tersebut. Sistem injeksi juga memiliki sensor yang fungsinya mengukur suhu mesin, yaitu Coolant/Oil Temperatur Sensor. Informasi dari sensor ini digunakan oleh ECU untuk mengontrol Fast Idle Solenoid (FID) yang berfungsi seperti auto choke pada karburator, menentukan kapan kipas radiator bekerja atau tidak dan menyalakan warning light di speedometer ketika mesin overheating.

Oxygen Sensor

Oxygen Sensor ataiu O2 Sensor memiliki fungsi mirip program diet yang sering dilakukan manusia. Agar tidak kegendutan atau kurang asupan gizi, pola makan harus seimbang. O2 Sensor yang terletak di saluran gas buang ini mendeteksi kandungan oksigen yang dihasilkan pembakaran dan membandingkannya dengan oksigen di udara luar. "Jika campuran bensin dan udara terlalu kaya maka akan dikurangi, begitu juga sebaliknya," jelas Bayu yang menjadi pembicara pada Workshop kali ini.

Crankshaft Position Sensor (CPS)

Satu sensor yang lain adalah CPS, perangkat ini mendeteksi siklus 4 langkah mesin. Fungsinya untuk menentukan timing pengapian dan semprotan bahan bakar dari injektor. Pada bagian luar magnet terdapat tonjolan atau pick up yang bersentuhan langsung dengan CPS yang membaca posisi piston sedang di atas atau di bawah.

Tapi CPS saja tidak cukup untuk menentukan langkah hisap dan langkah kerja yang sama-sama memposisikan piston dalam keadaan turun. CPS harus dibantu oleh Intake Air Pressure Sensor (IAPS), karena saat langkah hisap tekanan di intake manifold akan turun.

Lanjut ke perangkat pendukung lainnya. Pada injeksi Yamaha ada Fast Idle Solenoid (FID), fungsinya seperti orang menguap untuk menambah suplay oksigen dikala mengantuk. Fungsi FID ini sama, yaitu untuk meningkatkan putaran mesin saat mesin masih dingin, tujuannya agar mesin cepat sampai pada temperatur bekerja yang ideal. Secara garis besar, fungsi FID ini mirip dengan choke pada sepeda motor karburator.

Kemampuan tubuh manusia untuk menjaga keseimbangan juga dimiliki oleh sistem injeksi lewat Idle Speed Control (ISC). Dengan ISC, keseimbangan putaran mesin saat langsam dan deselerasi bisa dilakukan, komponen ini juga membantu meningkatkan putaran mesin ketika suhu mesin masih dingin.

Oleh Yamaha, fuel pump diibaratkan sebagai jantung yang mendistibusikan bahan bakar ke sistem injeksi dengan tekanan tinggi. Dari jantung, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar lewat injector. Koil pengapian yang diibaratkan sebagai sel neuron pada otak yang menghasilkan arus listik saat berfikir. Dan terakhir adalah otak dari sistem injeksi, yang menerima data dari sensor-sensor dan memerintahkan untuk menyemprotkan serta menyalakan pengapian adalah ECU (Engine Control Unit).

Lebih mudah dipahami kan! (motorplus-online.com)