Seher enteng tentu dimiliki oleh piston jenis forging. Karena dengan lapisan yang tipis tapi cukup kuat. Seher forging dibuat dengan sistem tempa atau dipukul seperti bikin pedang.
Sedangkan seher konvensional atau model lama tidak bisa ringan. Seher yang masih menggunakan sistem cetak atau casting harus tebal supaya kuat. Membuat bobotnya jadi berat.
Itu yang membuat Suryono alias Jamblang berfikir kreatif. Membuat seher casting yang beratnya berlebih dibuat ringan. ÔÇ£Caranya beberapa bagian seher dipangkas,ÔÇØ jelas mekanik RPM Kawahara Cirebon itu.
Jamblang yang beristri satu itu meniru seher yang diaplikasi Special Engine. Atau seperti seher milik moge macam R6. Bagian-bagian atau permukaan seher yang dirasa tidak terlalu perlu dikurangi.
Tujuan mengurangi bagian-bagian dari seher itu bukan semata seher jadi ringan. Tapi, juga membuat permukaan seher yang bergesekan dengan dinding boring jadi sedikit. Membuat friksi jadi berkurang. Efek dominonya putaran mesin jadi sangat ringan.
Namun ada syarat yang wajib dipenuhi. Ketika mengurangi permukaan seher ada yang haram dipapas abis. Seperti bodi samping minimal disisakan 2 cm. Itu diterapkan pada seher yang punya diameter 58 mm.
Satu lagi yang harus diperhatikan. Supaya tidak berisik, ketika memotong seher tingginya maksimal sama dengan pangkal lubang pen. ÔÇ£Kalau terlalu pendek memotongnya berakibat berisik,ÔÇØ jelas Jamblang dari Jl. Sultan Hasanudin No. 15, Sumber, Cirebon.
Teknik seperti ini tentunya berlaku untuk motor balap atau korek harian. Menurut Jamblang sih lumayan kuat. ÔÇ£Walau dipakai harian bisa bertahan cukup lama asalkan kompresi tidak terlalu tinggi,ÔÇØ jelas mekanik yang berani diajak diskusi di (0231) 2535903 . (motorplus-online.com)