Penyakit ini disebabkan karena lingkungan yang kotor dan daya imunitas tubug yang rendah. Suhu udara yang dingin dan lingkungan yang lembab mempermudah bakteri dan virus berkembang. Apalagi setelah banjir yang mendorong timbulnya banyak timbunan sampah. Makin mempercepat pertumbuhan virus dan bakteri.
"ISPA buat orang dewasa tergolong jarang. Karena penyakit ini lebih banyak menyerang anak-anak yang memiliki daya imunitas rendah. Pada anak-anak, ISPA di musim dingin dan setelah banjir sangat mudah berkembang," buka dr. Susan Hendrini, Spesialis Bedah Paru dari RS Persahabatan, Jakarta Timur.
Serangan infeksi saluran pernapasan bisa menyerang salah satu atau lebih dari saluran pernafasan. Mulai dari hidung yang merupakan saluran pernafasan bagian atas, bisa juga menyerang jaringan di dalam paru-paru.
"Suhu tubuh yang naik turun selama 3 hari berturut-turut sebaiknya tidak dibiarkan, tetapi segera dilakukan tindakan dengan membawa ke dokter. ISPA menyerang ketika tindakan yang dilakukan sangat terlambat," saran dokter berkacamata ini.
Terapi yang diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pemberian obat terapeutik.
Untuk panas badan yang tinggi, jika melakukan perawatan di rumah, tidak menutup rapat badan dengan selimut. "Menutup dengan selimut akan menghambat keluarnya panas dari tubuh," pesan dokter satu putri ini. (motorplus-online.com)