Pertama, airbrush hanyalah penyeimbang, penambah estetika motor custom. Di sini, sang seniman akan sangat berhati-hati menoreh seni semprot ini. Bentukan grafis celtix atas realis ditempatkan di tempat tertentu sebagai titik perhatian atau pemanis.
Nah, tujuan kedua sangat ekstrem. Menjadikan motor sebagai kanvas-nya para brusher. Simpelnya, jika pelukis memamerkan lukisan di media kanvas datar, nah brusher pilih motor sebagai kanvasnya.
Dari sini akan kelihatan, olah karsa dari sang seniman akan dieksploitasi maksimal dan memenuhi hampir semua bidang di motor. Artinya, eye cathing atau fokus bisa saja dominan ke lukisan dan bukan pada bodywork motornya. Urusan fokus inilah yang jadi perdebatan di kelas airbrush, khususnya di kontes modifikasi Yamaha Cuzztomatic 5 di Bali.
Misal yang ada di motor milik Eka warga Kroya Kasiman, Bali ini. Bro dan Em-plus pasti sama-sama sepakat kalau motor ini sangat eye cathing. Karya freehand brush dengan warna senada, realis bertumpuk bio mechanic membuat motor ini kelihatan sangar.
Eka nggak tanggung-tanggung menjarah hampir seluruh bagian di motor ini. Menurutnya, gaya full brush cocok untuk bentukan bodywork cenderung ol skool seperti style low rider yang diminatinya. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Sok depan: YSS
Sok belakang: YSS
Ban depan: Swallow