Sabar, ini bukan ngomongin soal usaha yang tekor lalu merugi sampai bangkrut. Tetapi, lagi bicara soal gejala tekor bensin yang dialami Windayat, pemilik Suzuki Satria F-150 lansiran 2011.
Warga Ciledug, Tangerang ini dibikin geram saat beraktivitas menerobos kemacetan ibukota. Indikasinya, saat mau jalan, asupan bahan bakar seperti terhambat. Seakan bensin tidak masuk ke karbu, padahal tangki terisi penuh. Persneling pun ikut susah dibalikan ke posisi netral ketika motor berhenti.
Usut punya usut, aliran bensin menuju karburator dalam kondisi normal. Analisa awal pun salah. Lalu, peranti transmisi yang jadi salah satu problem, akhirnya ikut diperiksa.
Lepas bak kopling pakai kunci T8 mm. Kemudian, bongkar kampas dan pelat kopling. “Rumah per kopling yang biasa disebut kaki 5, juga ikut diperiksa. Ternyata bagian tengah tempat laher matahari yang ditonjok oleh stut, sudah termakan alias aus,” ungkap Anto, mekanik Lokal Racing yang mangkal di Jl. Muchtar Raya, Jakarta selatan.
Kalau sudah tergerus, obatnya ya harus ganti kaki 5 tersebut. Sebab, kondisi ini membuat kinerja kampas kopling jadi tidak sempurna kala membuka atau didorong stut kopling. “Part orisinalnya dijual Rp 100 ribu, cukup mudah didapat,” tambah mekanik akrab dipanggil Pa’e ini.
Agar kondisi ini tak terjadi lagi, saran Pa’e, cek selalu volume oli di bak kopling. Selain itu, selalu menjaga jarak main handel kopling di batas yang dianjurkan.
Oh ya! Agar akselerasi tambah mantab, bisa sekalian aplikasi kampas kopling Suzuki RGR 150. “Tapak kampasnya lebih lebar. Diikuti adopsi per kopling aftermarket atau racing,” tutupnya. (www.motorplus-online.com)