Find Us On Social Media :

Seting Kira-kira

By Motorplus, Selasa, 8 Oktober 2013 | 18:20 WIB
()

()

Rahul yang bukan artis India, bisa tembus 1;23,405 detik per-lap

Masih ada juga tunner yang terapkan seting kira-kira. Seperti Nur Fatur Rahman,  mekanik tim DBRT Racing Team. Namun hebatnya, Honda BeAT yang diraciknya tanpa hitungan pasti itu berhasil juara kelas supporting race Matic 135 Tune Up balap club event di sirkuit Balipat, Binuang, Kalimantan Selatan, minggu lalu (21-22/09).

“Iya, kita kan hanya tim balap hore-hore saja. Menang hore.., kalah juga hore. Jadi, soal besutan balap enggak terlalu menggunakan ukuran pasti, masih metode kira-kira saja,” bilang Fatur, panggilan akrab mekanik asal Banjar Baru, Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini.

()

Klep dihuni diameter 26 mm (in) dan 23 mm (ex)

Mulai dari kilikan utama yang diandalkan di BeAT. Mungkin niatnya untuk melancarkan gas speed  yang terjadi di lubang inlet, Fatur menggeser lubang inlet yang tadinya berkelok jadi lurus. Caranya, lubang inlet dibobok lalu ditambal kembali pakai las argon. Lantas dibikinkan lubang inlet baru, kira-kira sebesar uang koin seratus perak. Bagian lubang exhaust cukup diporting agar aliran gas buang lancar.

Mengatur buka-tutup klep in 26 mm dan ex 23 mm, Fatur pakai kem Honda Blade 110. “Saya custom lagi kem ini. Buat durasi klep isap, kira-kira 275 derajat dan klep buang 276 derajat,” papar pria yang juga punya workshop di Jl. Karang Anyar 1, Balitan, Banjar Baru.

Karena BeAT ini ikut kelas 135 cc, maka isi silinder harus dibikin bengkak. Piston, aplikasi Daytona diameter 55,25 mm, stroke 55 mm. Isi silinder jadi 131,79 cc, masih jauh dari regulasi yang 135 cc.

“Biar endurance mesin tetap terjaga  karena harus tempuh 15 lap, maka piston dibikin mendem 0,8 mm dari bibir blok silinder. Akhirnya, perbandingan kompresi mesin jadi 13,3 : 1,” celotehnya.

Karena sirkuit Balipat punya karakteristik trek panjang, motor juga disetting galak di gasingan tinggi. Salah satu caranya, got rumah roller dibikin landai. Itu agar naik-turun roller lebih panjang.

Piston diameter 55,25 mm dibuat mendem 0,8 mm
Pakai noken as Honda Blade 110

Saat menentukan roller yang pas untuk putaran tengah-atas, Fatur juga gunakan asas kira-kira. “Awalnya pakai roller 7 dan 9 gram yang dibikin silang. Tetapi kemudian roller dibikin ringan dengan cara dipapas. Sekarang, bobotnya belum dihitung lagi, yang penting menurut pembalapnya pas,” cetus mekanik ini.

“Kala lampu start padam, rpm bawah lemot. Tetapi ketika rpm sentuh putaran tengah-atas, akselarasi yahud,” aku Edy Waluyo alias Rahul, joki tim DBRT Racing Team. Itu feeling-nya enggak kira-kira juga kan? Hi,hi,hi.... (www.motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
CDI    : BRT Super Pro
Sok belakang    : YSS
Pelek    : Honda Vario 110
Karburator    : Mikuni 24 mm Sudco
Busi    : Duration Iridium