Saat memodifikasi rasio kompresi, pastikan dulu bahan bakar apa yang mau dipakai
Soal rasio kompresi terhadap oktan bahan bakar sudah sering dibahas. Tapi, pengaruhnya terhadap mesin, mungkin masih banyak yang belum tau. Ironisnya, banyak konsumen saat beli motor gak tau itu motor rasio kompresinya berapa dan cocok pakai bensin apa? Pokoknya, asal isi bahan bakar bersubsidi motor bisa jalan, itu wiss dianggap cukup.
“Teknologi kendaraan sekarang ini, baik mobil atau motor terus berkembang. Ada sebagian yang kalau diisi bensin bersubsidi (Premium), akan membuat performanya kurang maksimal. Bahkan bisa bikin mesin cepat rusak,” terang Waljiyanto, Commercial Retail Fuel Marketing Manager PT Pertamina (Persero).
Makanya pabrikan motor, tak jarang menganjurkan konsumennya untuk menggunakan bahan bakar yang sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan. Tapi, masih banyak konsumen yang enggak mudeng.
Rasio kompresi mempengaruhi spesifikasi bahan bakar yang dipakai
Ambil contoh Yamaha V-ixion yang punya rasio kompresi 10,4 : 1. Em-Plus jadi ingat ucapan M. Abidin, GM Service & Motor Sport PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM). Ia kerap wanti-wanti kalau motor ini semestinya pakai BBM minimal beroktan RON 92.
Kalau pakai yang di bawah itu, resikonya akan muncul detonasi yang bisa membuat mesin gampang panas (overheat) dan performanya drop. Lama-lama akan bisa bikin mesin cepat rusak. Seperti yang pernah dialami Puguh Nuryanto, mekani Overtune di Cimanggis, Depok, Jawa Barat di motor balap bikinannya.
“Bukan cuma mesin cepat overheat, tapi bisa jebol. Bahkan ruang bakar bolong-bolong,” ujar Puguh sambil memperlihatkan sebuah head cylinder motor 2-Tak beberapa waktu lalu ke motorplus-online.com.
Detonasi akibat salah pakai BBM bisa bikin head bolong-bolong
Hal itu dibenarkan oleh Waljiyanto. “Memang dari segi harga, Premium lebih murah (karena masih disubsidi). Tapi, jika digunakan pada mesin yang punya rasio kompresi tinggi, akan timbul kerusakan pada mesin. Nantinya dari segi perawatan jatuhnya bisa lebih mahal,” katanya.
Ia pun lantas menjabarkan sebuah tabel kebutuhan BBM berdasarkan rasio kompresi mesin (silahkan lihat tabel). Untuk mesin rasio kompresi 9 : 1 saja minimal butuh bahan bakar beroktan 89, maksimal sampai RON 96. Sementara yang berasio 10 : 1, minimal pakai RON 92 dan maksimal RON 100.
Untuk RON 100, Pertamina kata Waljiyanto sudah punya Pertamax Racing. Tapi, baru dijual dalam bentuk kemasan isi 20 liter seharga Rp 1,2 juta, dan baru ada di SPBU tertentu. “Sementara untuk Pertamax dan Pertamax Plus, buat di daerah seperti di Sumatera, Kalimantan dan sebagai, kami sediakan juga dalam bentuk kemasan,” paparnya.
Untuk Pertamax kemasan, dijual mulai dari Rp 67.600 hingga Rp 258.300. Sementara Pertamax Plus mulai dari Rp 73.600 hingga Rp 282.300. (www.motorplus-online.com)