Harus jeli mengakali dan mencari part substitusi
Kawasaki AR 125 ‘lahir’ pertama kali di Indonesia tahun 1984. Kemunculannya, melalui kiprah PT Bintang Terang. Makanya, nama bekennya jadi Binter AR 125. Tetapi, kalau di luar negeri seperti Inggris, tak pakai embel-embel Binter tuh. He,he,he.
“Awal kemunculannya, AR 125 cukup fenomenal. Tetapi, penjualannya terhenti di tahun 1987. Banyak yang suka motor ini karena akselerasinya meski kapasitas mesin hanya 125 cc,” sebut Arthur, salah satu pecinta motor sport 2-tak jadul itu.
Part mesin, bisa dicari. Tetapi, agak sulit. Butuh kesabaran
Soal engine, AR 125 usung diameter piston 55 dan stroke 51,8 mm. Perpaduan ini bikin isi silinder jadi 123 cc. Selain pakai pendinginan mesin tipe cairan alias radiator, ada kelebihan lain yang diusung motor yang dilengkapi unitrack ini. Yaitu, sistem pemasukan bahan bakarnya.
“Tak seperti motor lainnya, AR 125 aplikasi Rotari Reedvalve Intake System atau biasa disebut RRIS. Jadi, sistem pemasukan bahan bakarnya memadukan antara rotari dengan reedvalve,” tambah Sinyo, panggilan akrab Arthur yang juga salah satu pendiri Arrows (AR 125 Real Owners Motorcycle Club). Soal klub, bisa dilihat di Facebook.
Knalpot bisa diakali lewat bikin dari pelat besi 0,8 mm. Standar racing
Jika biasanya motor 2-tak lain hanya aplikasi reedvalve, maka hadirnya rotari bikin bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih presisi. Terutama di putaran tinggi. Sistem ini, juga diaplikasi di motor GP125 atau GP250.
Nah, sobat yang ingin ‘main’ AR 125, kudu pintar cari bahan. Maklum! Karena motor lawas, tak hanya soal harga saja yang gelap. Tetapi, sparepart juga. “Kalau harga motor, mulai dari Rp 1,5 juta hingga puluhan juta. Tergantung kondisi,” tambah Sinyo dari bengkelnya VRT Modified di Jl. WR Supratman No. 37, (depan Kecamatan Pd. Ranji), Ciputat, Tangerang.
Pelek palang Enkei, mau palang 5 atau 7. Harga sentuh jutaan rupiah
Masih menurut Sinyo, sobat tak perlu kuatir juga. Soal sparepart, bisa substitusi komponen merek lain. Misalnya, radiator. Karena tergolong uzur, part pendingin ini kerap mampet. Tapi, sobat bisa comot radiator Kawasaki Ninja 150, Yamaha Touch 125 atau Honda NSR 150.
Begitu juga kampas kopling, bisa pakai milik Honda Tiger. Water pump, aplikasi milik Ninja dengan sedikit modifikasi. Koil, bisa pakai Ninja RR. “Bisa juga pakai milik motor lain, tetapi kalau pakai Ninja RR api lebih pas,” tambah Sinyo yang bisa diajak konsultasi di HP. (021) 995-34907.
Setidaknya, buat restorasi AR 125 dari kondisi ‘terlantar’, sobat kudu keluarkan kocek Rp 8 – 10 jutaan. “Problem utamanya, biasanya di bodi. Karena sudah cukup sulit cari part pengganti. Tapi, bisa diakali bikin dari fiberglass,” sebut pria berambut panjang itu. (www.motorplus-online.com)