Pada motor balap, air fuel ratio atau AFR kerap jadi acuan mekanik buat lakukan setting akhir performa mesin. Biasanya untuk dapat tenaga maksimal, AFR disetel 12,8 – 13,0 : 1.
Nah, untuk memantau atau mengukur AFR di motor injeksi, diperlukan yang namanya sensor oxygen (O2 sensor). Sensor ini tugasnya membaca kadar oksigen dalam gas buang.
Di motor injeksi sekarang, sudah banyak yang pakai O2 sensor. Seperti New Yamaha V-ixion Lightning, Honda Verza dan sebagainya. Sayang, sensor O2-nya gak bisa buat seting AFR. Lho kok gitu?
(Kiri)Sensor O2 motor standar cuma membaca emisi bukan AFR. (Kanan) O2 sensor Wide band, mulai banyak aftermarket-nya di pasaran.
“Sensor oksigen itu ada dua macam. Yakni, narrow band dan wide band. Kalau narrow band itu hanya buat emisi. Jenis ini yang dipakai di motor-motor standar,” terang Novel Faizal, General Manager Rextor Indonesia, produsen otak pengapian yang dikabarkan tengah menggarap ECU stand alone.
Freddy, punggawa bengkel Ultraspeed Racing di Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat sependapat. “Kalau pakai narrow band, yang dibaca hanya berupa voltase. Jenis ini sering juga disebut closed loop system. Hanya dapat mengukur AFR di 14,7 : 1,” bilangnya.
Karena, secara teori bahan bakar bisa terbakar sempurna pada perbandingan udara dengan BBM segitu. Sehingga kadar racun kayak CO, NOx dan kawan-kawan bisa minimal. “Ibaratnya dikunci di satu pembacaan saja,” tambah Novel.
Pemasangan sensor O2 di knalpot aftermarket, kudu custom dudukan
Begitu hasil pembakaran terbaca kadar racunnya tinggi, maka sensor akan memberikan feedback ke ECU supaya segera mengatur ulang semprotan bensinnya sampai didapat AFR 14,7:1. Baik itu di putaran bawah, tengah hingga atas.
Ciri-ciri sensor oksigen narrow band, biasanya punya 2 atau 3 kabel menuju ECU. Tegangannya juga hanya sekitar 0 – 1 Volt. Selain itu, “Penempatannya biasanya dekat exhaust port,” tukas Novel.
Makanya ketika hendak aplikasi piggyback untuk memperkaya debit bensinnya, sensor jenis ini harus dimatikan terlebih dulu. Kalau enggak, ya bakal percuma. Karena ECU akan tetap mengkoreksi semburan bensin sesuai AFR awal.
Padahal pada perbandingan AFR segitu, performa mesin tidak selalu optimal dan bekerja dengan baik di beberapa kondisi. Misalnya, ketika suhu mesin dingin atau saat berakselerasi cepat secara tiba-tiba.
Berbeda dengan jenis wide band atau kerap disebut opened loop system. Jenis ini murni hanya membaca hasil pembakaran tanpa ada feedback ke ECU untuk mengkoreksi jumlah bahan bakarnya.
Posisi O2 sensor jenis Narrow band biasanya dekat exhaust port
"Kalau pakai ECU stand alone atau piggyback, sensor jenis ini yang dipakai buat setting AFR,” timpal Patar, tuner Shutter Speed di bilangan Daan Mogot, Jakarta Barat.
Jadi misalnya AFR disetting 13 : 1 dari putaran bawah sampai atas, maka ECU akan memerintahkan injektor untuk menyemburkan bensin dengan perbandingan segitu. Meskipun hasil pembakarannya punya emisi yang jelek.
Nah, ciri-ciri fisik sensor jenis wide band, kabel yang menuju ke ECU bisa 5 sampai 6 kabel. Tegangannya juga berkisar 0 - 5 volt. “Dan, biasanya penempatan sensornya di tengah leher knalpot,” imbuh Novel.(motorplus-online.com)