Find Us On Social Media :

Telusuri Vibrasi Lewat Keausan Komponen, CVT Slip Jadi Gejala Awal

By Motorplus, Kamis, 14 November 2013 | 14:37 WIB
()

()

Kampas sentrifugal mengeras kerap jadi penyebab vibrasi

Kendala bergetar atau vibrasi saat akselerasi awal sering sekali dialami di skubek. Tak cuma pada motor berjam terbang tinggi, kadang di motor baru pun suka begitu.

Biang keladi masalah ini kerap bikin bingung pemilik skubek. Sebab beberapa mekanik bilang, umumnya penyebabnya karena debu atau kotoran mulai numpuk di ruang CVT. Sehingga membuat kerja komponen CVT, terutama kampas sentrifugal, kadang tidak menggigit dengan sempurna.

Tapi, begitu debu di ruang CVT kelar dibersihkan, “Vibrasinya cuma hilang sebentar. Enggak lama kemudian muncul lagi. Trus apa lagi yang jadi masalahnya?” keluh Toto, pembesut Honda Scoopy keluaran 2010 asal Depok, Jawa Barat.

"Idealnya setiap 8.000 km, ruang CVT dibersihkan dari debu. Karena debu bisa memicu terjadinya slip pada kampas sentrifugal. Tapi, tergantung kondisi jalannya juga. Kalau jalur yang dilewati banyak debunya, bisa lebih cepat waktu servisnya," ujar Endro Sutarno, Instruktur Astra Honda Training Center (AHTC).

Lantas bagaimana bila masalahnya bukan karena debu? "Sebenarnya menelusuri penyebab vibrasi bisa dilihat jejaknya lewat keausan komponen. Paling sering, biang keladi utamanya adalah kampas sentrifugal,” bilang Freddy Gautama dari Ultraspeed Racing (UR) di Jl. Panjang No.1, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

()

Landasan mangkok kopling baret, makan kampas

Masih kata Freddy, vibrasi muncul karena umumnya kerja komponen ini (kampas sentrifugal) kayak nyangkut-enggak, nyangkut-enggak alias mau-mau enggak-enggak. Makanya timbul vibrasi.

Namun, keausan pada komponen ini tidak selalu kampasnya terlihat mulai tipis lho. “Kadang yang masih tebal pun bisa slip. Terutama bila bahan kampasnya mulai mengeras. Sehingga kemampuannya mencengkram mangkok kopling jadi berkurang,” terangnya.

Ciri-cirinya, permukaan kampas pada kedua ujungnya tampak hitam dan licin. “Biasanya sih bagian itu kalau diampelas, gejala vibrasi akan hilang. Tetapi bila tak lama muncul lagi, tandanya kampas tersebut sudah terlalu keras. Mau tak mau, mesti ganti baru kalau ingin vibrasinya sembuh,” sarannya.

Selain itu, perhatikan pula permukaan atau landasan kampas di mangkok. Bila permukannya mulai banyak baret-baret, disarankan segera ganti baru. Karena mangkok yang baret bisa makan kampas. Jadi kenyang deh dia! Eh salah, kampasnya jadi cepat habis, hehehe...

“Kalau baretnya masih belum parah atau dalam, biasanya diampelas saja sudah cukup,” tambah Freddy.

Belt getas dan melar bisa memicu slip

Jika kendala pada kampas setrifugal dan teromol sudah diatasi, lanjut periksa kondisi belt. Dari pengalaman Em-Plus di Suzuki Skywave, saat permukaan belt yang nempel ke puli sudah tampak getas dan panjang belt mulai melar, berpotensi slip. So, buruan deh ganti baru.

Bahkan, kondisi ini bisa sampai menimbulkan suara decit diiringi sedikit vibrasi. Komponen ini oleh pabrikan umumnya disarankan diganti tiap jarak tempuh 20.000 – 24.000 km.

Selain itu, cek pula permukaan puli primer. Bila terlihat ada garis memutar kayak membentuk got yang umumnya akibat termakan belt, segera deh ganti baru. Karena ini juga dapat memicu belt slip kala berputar.

Slip, lantaran tidak menggigit permukaan puli dengan baik. Buktinya ketika Em-Plus ganti puli baru, gejala slip langsung hilang sampai sekarang.(motorplus-online.com)