Situasi hujan mengharuskan pengendara lebih berhati-hati. Teknik berkendara dengan jalanan yang basah, tentu berbeda dengan kondisi jalan kering. Untuk itu, Andry Berlianto dari Jakarta Road Survival Consulting menganjurkan pengendara memahami penguasaan kendaraan untuk melintas jalur genangan dan banjir.
Kalaupun tidak tergenang, jalanan licin. Pengendara harus lebih tenang, kendalikan motor dengan tidak melakukan buka-tutup gas secara mendadak. “Juga tidak grogi ketika melibas banjir. Kalau tidak pede melintasi banjir, sebaiknya balik arah. Pilih jalur lain yang tidak banjir,” sebut Andry yang berkantor di Gedung Gondangdia Lama, Jl. RP. Suroso No. 25, Gondangdia, Jakarta Pusat.
Buka-tutup gas yang dilakukan secara mendadak akan berpengaruh ke mesin. Pada kondisi gas ditutup, air terisap knalpot dan bisa naik ke ruang bakar. Bisa-bisa, malah bikin macet di tengah banjir.
"Melibas genangan atau banjir, buka-tutup gas konstan, posisi di gigi dua untuk motor bebek atau sport. Sedangkan motor matik cukup mainkan rem dengan sedikit buka gas. Sebab kalau gas ditutup kemungkinan air terisap," ujar Andry.
Pengereman juga harus dijaga. Pada kondisi basah, baik rem teromol maupun cakram, kondisinya tidak sepakem pada keadaan kering. Sehingga jarak main pengereman kondisi basah lebih panjang. Jangan melakukan pengereman mendadak di kondisi jalan basah dan lebih licin. Lakukan pengereman dengan lebih halus untuk mengantisipasi. (motorplus-online.com)