Find Us On Social Media :

Modifikasi : Yamaha Jupiter-Z 2010 Tasikmalaya, Pakai Oktan 95 Untuk Trek Pasar Senggol

By Motorplus, Jumat, 22 November 2013 | 06:16 WIB
Modifikasi : Yamaha Jupiter-Z 2010 Tasikmalaya, Pakai Oktan 95 Untuk Trek Pasar Senggol (motorplus)

Modifikasi : Yamaha Jupiter-Z 2010 Tasikmalaya, Pakai Oktan 95 Untuk Trek Pasar Senggol (motorplus)

Kompresi rendah Yamaha Jupiter-Z yang dipakai Tony Suhartawan, rider asli Kuningan, Jawa Barat, sukses meraih titel Juara Umum (MP3-MP4) L.A Light Road Race Series (LLRRS) 2013. Salah satu rumusan penting, kompresi tidak melambung dibandingkan kalau menggunakan avgas atau bensol. Sebab pacuan ini menggunakan bahan bakar oktan 95 macam Pertamax Plus.

“Meski kompresi rendah, tetapi tetap bisa cepat keluar tikungan. Padahal, kan hampir semua seri L.A Light di trek pasar senggol. Iya, karena di jalan raya yang diubah jadi sirkuit, ketika balap kadang senggolan. He,he,he.

Trek seperti ini Banyak tikungan putar balik dibanding tikungan camber,” urai Fani Suhartawan, sang dalang korek mesin Jupiter-Z yang dipakai Tony.

Rasio kompresi mesin yang dipatok Fani 12,5 : 1 dengan bahan bakar oktan 95. “Kalau pakai bensol, bisa main rasio kompresi sampai 13 : 1,” singkat Fani.

Hitungannya, kompresi rendah kurang menguntungkan untuk bermain di pasar senggol dengan didominasi tikungan tusuk konde. Seandainya pun mau dipaksa, harus bisa memainkan rpm sebelum masuk belokan putar balik.

Kalau si rider enggak pinter memainkan putaran mesin, pasti motor sudah disalip pembalap lain. “Jokinya harus tahu bagaimana menggantung rpm. Rpm saya patok 2.500. Kurang dari itu, pasti telat terus keluar belokan tusuk konde,” urai Fani.

Modifikasi : Yamaha Jupiter-Z 2010 Tasikmalaya, Pakai Oktan 95 Untuk Trek Pasar Senggol (motorplus)

Nah, itu dia rpm enggak bisa ditutup habis. Pembalap harus paham bagaimana mengatur rpm bisa berakhir di 2.500 rpm. Karena dengan bertahan di 2.500 rpm, putaran mesin puncak bisa dihasilkan.

“Pembalap akan lebih bisa menghemat tenaga. Kalau dibikin powernya besar saat buka gas, motor jadi liar. Pembalap jadi cepat lelah,” jelas Fani yang sudah lebih dari lima tahun menggunakan bensin oktan 95 untuk balapan.

Di sinilah kuncinya Tony bisa menggondol juara umum. Karakter mesin dituntut mengalir, tanpa perlu tenaga besar sejak putaran bawah. Tony pun kudu pintar buat memainkan engine layaknya membalap di sirkuit tipe rolling speed.

“Mesin yang enggak mengandalkan power besar di putaran bawah akan lebih aman sampai finish,” tutup Fani. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Sok belakang: YSS
Knalpot: AHM
Karburator: Mikuni TN24
DHRT: 0812-2265-0296