Find Us On Social Media :

Cara Kerja Sensor Injeksi Baca Perubahan Mesin

By Motorplus, Senin, 25 November 2013 | 15:11 WIB
Cara Kerja Sensor Injeksi Baca Perubahan Mesin (motorplus)

Cara Kerja Sensor Injeksi Baca Perubahan Mesin (motorplus)

EOT, perubahan tahanannya berdasarkan perubahan suhu oli

Prinsip kerja sistem injeksi adalah mengontrol aliran bahan bakar. Mulai dari tangki, sampai masuk ke ruang bakar dalam bentuk kabut dengan volume yang sesuai permintaan mesin, secara elektronik. Otak pengontrolnya adalah Engine Control Modul (ECM) atau juga disebut Engine Control Unit (ECU).

Nah, bagaimana prosesnya sampai bisa didapat semprotan kabut bensin sesuai permintaan mesin? “Pertama, saat kontak ON harus ada tekanan bahan bakar di dalam saluran bahan bakar dari tangki menuju injektor. Yang bertugas menyalurkan dan memberikan tekanan bahan bakar ke injektor itu adalah fuel pump di dalam tangki,” terang Sriyono.

Baru deh setelah mesin distart, sensor-sensor seperti throttle position sensor (TPS), intake air temperature (IAT), manifold air pressure (MAP), engine oil temperature (EOT), O2 sensor dan sebagainya memberikan input ke ECM. Kemudian diproses ECM.

Selanjutnya, ECM memerintahkan injektor untuk menyemprotkan bahan bakar dengan debit yang sesuai dengan kondisi mesin saat itu. Tentu berdasarkan input sensor-sensor tadi. Tapi, seperti apa sih input yang diberikan sensor-sensor?

“Input yang diberikan sensor adalah tegangan. Sebelumnya, sensor disuntik tegangan telebih dulu oleh ECM sebesar 5 Volt, kecuali O2 sensor. Karena sensor ini menghasilkan tegangan sendiri tanpa disuntik oleh ECM,” papar Sriyono.

Nah, setelah dapat suntikan tegangan dari ECM, kemudian sensor membaca kondisi mesin yang ada. Lalu mengembalikan lagi ke ECM tegangan tadi dengan besaran yang sudah berubah. ”Sebenarnya sensor-sensor ini (di luar O2 sensor) adalah variable resistor. Sifatnya resistor memberikan tahanan,” papar Sriyono.

Ketika arus dikasih hambatan secara variabel, maka tegangan yang dikeluarkan akan berubah-ubah sesuai besarnya hambatan diberikan. Rumus elektronya V (tegangan) = I (arus) x R (hambatan).

Cara Kerja Sensor Injeksi Baca Perubahan Mesin (motorplus)

(kiri)Tahanan pada TPS akan berubah sesuai bukaan throttle. (kanan)BA sensor, tegangan yang dikirim ke ECM 4 Volt saat motor tegak, 1 volt kala motor jatuh.

“Ambil contoh TPS. Kalau dibedah, isinya ya variabel resistor. Tahahannya akan berubah secara variabel sesuai bukaan throttle lewat grip gas,” imbuhnya.

Saat idle (stasioner), tegangan 5 volt yang tadi suntik oleh ECM diubah oleh variable resistor dalam TPS jadi hanya sekitar 0,29 – 0,71 Volt, yang kemudian dikirim balik ke ECM.

Begitu grip gas dipelintir lebih dalam, berangsur-angsur tegangannya makin membesar yang dikirim ke ECM. Sehingga ECM memerintahkan injektor buat semprotkan bensin lebih banyak lagi. “Saat throttle terbuka penuh, tegangan yang dikirim TPS ke ECM berkisar 4,13 – 4,76 Volt,” tambah Sriyono.

Nah, Sensor-sensor lain (kecuali O2 sensor), prinsip kerjanya mirip-mirip. Tapi yang dibaca berbeda. Misalnya IAT berdasarkan perubahan temperatur udara di dalam intake. MAP ngebaca perubahan tekanan udara, EOT baca perubahan suhu dalam oli. (motorplus-online.com)

“Perubahan kondisi mesin yang dibaca itu membuat besaran tahanan pada sensor ikut berubah. Sehingga tegangan yang dikirim sensor ke ECM ikut berubah sesuai kondisi mesin yang dibaca,” jelas Sriyono.

Kinerja yang sama juga seperti yang di hadirkan bank angel (BA) sensor. Part ini yang bertugas mematikan mesin saat motor tejatuh. “Saat motor tegak, tegangan 5 volt dari ECM setelah lewat BA sensor dikirim balik jadi 4 Volt ke ECM.

Namun begitu kemiringan motor lebih dari 55º atau 65º, BA sensor akan mengubah tegangan jadi cuma 1 volt. Kemiringan ini, biasanya akan terjadi ketika motor terjatuh. Maklum, karena batas kemiringan riding pasti dibawah 60 derajat.Ketika jatuh, ECM baca tegangan dari BA hanya 1 Volt. Ini langsung akan memutuskan arus yang menuju fuel pump, injector dan koil. “Maka mesin langsung mati,” tutupnya.