Ajang Honda Racing Championship (HRC) 2013 jadi saksi keperkasaan performa New Honda Blade pacuan Owie Nurhuda di kelas HRC 1 (bebek tune up 125 cc seeded). Tiga seri terakhir, Blade andalan tim Honda Cargloss AHRS ini kerap mendominasi lomba.
Hingga seri pamungkas (putaran 5) di Cimahi, Bandung (Jawa Barat) minggu lalu, lari New Blade racer asal Bandung, Jawa Barat ini sulit sekali dikejar. Hanya butuh beberapa lap untuk meninggalkan lawan-lawannya cukup jauh di belakang. Berbekal total point terbanyak, Owie pun sukses menyabet juara umum kelas HRC 1.
Menurut Hasyim Sonedi, chief mekanik Honda Cargloss AHRS, mulai menggilanya lari pacuan Owie terlihat di putaran 3 Purbalingga, Jawa Tengah. “Tiap race Owie mampu ninggalin lawan-lawannya cukup jauh. Baru nemu settingan mesin yang pas,” ujarnya.
Power mesin bebek Honda yang dijejali piston forging Uma Racing berdiameter 54,4 mm ini (kapasitas mesin jadi 129,16 cc) saat diukur di atas mesin dyno Rextor milik AHRS, mampu memuntahkan tenaga maksimum hingga 24 dk lebih di putaran 12.700 rpm. Sementara torsi puncaknya tembus 13,8 Nm di 9.262 rpm. Wouw..!
Mau tau setingan mesin yang diterapkan? Clearance piston dibikin 0,08 mm dengan jarak mendem dari bibir liner (saat piston di TMA) sejauh 0,6 mm. Lalu rasio kompresi diset di 12 : 1 lantaran bahan bakar pakai Pertamax Plus.
Untuk mengail asupan campuran bensin plus udara yang banyak, saluran masuk mulai dari intake hingga menuju bawah sitting klep dikorek jadi 27 mm. Namun pada seating klep diameternya melebar jadi 27,5 mm. “Klep in pakai keluaran EE diameter 29 mm.
Sementara untuk memperlancar aliran gas buang, diemeter exhaust port digerus jadi 21 mm dan makin melebar 0,5 mm di sitting klep ex. Klep buangnya sendiri pakai diameter 23 mm punya Honda Sonic. Trus dikombinasi knalpot AHRS TGA tipe Carbon.
Profil kem juga turut berperan. Kem in diatur membuka di 35º sebelum TMA dan menutup di 60º setelah TMB (durasi jadi 275º), dengan tinggi angkatan klep 9 mm. Sedang kem ex disetting membuka di 59º sebelum TMB (titik mati bawah) dan menutup di 34º setelah TMA (durasi jadi 273º), dengan lift 9,1 mm.
“Dikombinasi per klep AHRS warna orange dengan tingkat kekerasan sedang guna menghindari klep floating di putaran tinggi,” beber Hasyim sembari kasih tahu pemasok bahan bakarnya dipercayakan Keihin PWK 28 dengan kombinasi spuyer 112/48 (main jet/pilot jet).
Pada sektor pengapian yang mengaplikasi total loss berbekal magnet YZ 125, menajemen timing pengapiannya diserahkan pada BRT I-Max 8 step. “Setelan timing terendahnya 15º dan tertinggi 39º sebelum TMA,” timpal Deni, salah satu mekanik AHRS. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Ban : IRC Fasti (jenis slik), 90/80-17
Sok belakang : Showa Yoshimura
Sok depan : Kayaba
Intake : Varro, ditekuk 45º ke kanan belakang
Aki : AHRS Champion Li-Po