Mejadi jawara ketiga kalinya
Nama Hadi Wijaya layak disebut sebagai rajanya bebek Asia. Musim ini Hadi mempertahankan juara umum Underbone 115 cc di tuk FIM-Asia Road Racing Championship (FARRC) 2013. Tiga kali rider tim R9 Racing Team dinobatkan sebagai kampiun bebek Asia. Sebelumnya, FARRC 2010 dan 2012 Hadi juga menyabet juara umum.
Hadi mengakui enggak gampang mempertahankan gelar. Kondisi lingku-ngan dan suhu sangat mempengaruhi. "Terutama di Jepang dan Qatar. Suhu yang sangat dingin mengharuskan pembalap bisa mengatur jam biologis dengan baik," terangnya.
Tiga kali jadi raja Asia, pembalap asal Singkawang, Kalimantan Barat, membela tim yang berbeda-beda. Musim 2010 Hadi bersama tim Kawasaki Manual Tech. Tahun 2012 dia membela tim Tunggal Jaya Motor. "Semua sponsor swasta. Nggak ada perhatian dari pemerintah," aku pembalap 34 tahun ini.
Ia memimpikan dukungan pemerintah Indonesia, khususnya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. "Saya berjuang membawa nama Indonesia. Lagu Indonesia Raya berkumandang berkali-kali. Harusnya pemerintah dukung. karena di tingkat nasional ada balapan di PON. Habis menang di PON mau dibawa ke mana?" ujar Hadi.
Wajar Hadi geram dengan kondisi ini. Sejak awal balap tahun 2008 perhatian pemerintah dirasakannya sangat minim.
Awal karirnya dengan semangat yang besar untuk hijrah ke balapan pulau Jawa setelah merasa balapan di Singkawang kurang kompetitif. Turun di event Jawa akan merasakan persaingan yang ketat.
"Awalnya nekat sebagai privateer tahun 2003. Baru 2004 gabung dengan AHRS yang berhasil jadi juara nasional," kenang pembalap kelahiran 19 Agustus 1979.
Karena faktor usia, ia pun tidak terlalu berharap lebih tinggi untuk musim depan. Targetnya di FARRC cukup mempertahankan juara.
"Walau pemerintah tidak sedikit pun memperhatikan pembalap yang membawa nama baik Indonesia, kita tetap berjuang membawa nama negara," tekadnya.
Di sela-sela kesibukannya latihan fisik dan balapan sampai tingkat Asia, Hadi tetap ingat dengan pembalap dari daerahnya. Ia merasa pembalap-pembalap Indonesia, kalau dibina yakin akan menjadi juara.
Untuk itu, ia mulai menularkan ilmunya kepada pembalap-pembalap di kampung halamannya. Waktu luang ketika pulang kampung, tidak disia-siakan. Hadi menyempatkan memberikan pelatihan untuk pembalap Singkawang dan sekitarnya.
Aktivitas di kampung halamannya itu diawali enggak sengaja. Pembalap Singkawang selalu melihat Hadi latihan dan bertanya banyak hal tentang teknik balap. Akhirnya, setiap Hadi latihan di Singkawang, mereka datang dan ikut latihan, baik latihan teknik fisik ataupun latihan teknik balap.
"Walaupun nggak rutin, lumayan bisa menularkan pengetahuan. Saya sediakan dua motor untuk mereka yang ingin berlatih," tutur pembalap selama 4 musim balapan Asia.
Jalan terus, bro! (motorplus-online.com)