Find Us On Social Media :

Jangan Sepelekan Oli dan Filter Oli di Motor Bore Up, Mesti Sering Ditengok Biar Enggak Mogok

By Motorplus, Selasa, 10 Desember 2013 | 08:11 WIB
Jangan Sepelekan Oli dan Filter Oli di Motor Bore Up, Mesti Sering Ditengok Biar Enggak Mogok (motorplus)

Piston dan silinder bisa baret karena oli telat naik atau kekurangan pelumasan

Punya motor kencang adalah idaman para pecinta kecepatan. Makanya enggak heran fenomena bore up makin marak. Tak pandang itu di kota, maupun di kampung sekalipun.

Tetapi, ternyata banyak hal yang harus diperhatikan jika kapasitas mesin sudah dibesarkan dari kondisi standarnya. Terutama, urusan oli mesinnya. “Minimal tiap 2 minggu sekali, volume oli harus diperiksa. Karena rata-rata mesin bore up ‘makan’ oli,” saran Freddy A. Gautama, punggawa bengkel Ultraspeed Racing yang sering kebanjiran order bore up.

Maksudnya ‘makan’ oli, yakni tingkat penguapan oli di motor bore up itu lebih tinggi dibanding motor standar. Maklum, dengan membesarnya kapasitas silinder, biasanya ledakan pembakaran di ruang bakar akan makin hebat. Sehingga mesin dan oli jadi lebih panas. Kondisi ini membuat efeknya oli cepat menguap.

Volume oli dicek 2 minggu sekali

Apalagi di skubek yang rata-rata olinya lebih encer. “Teman saya pernah sampai oli mesin skubek bore up-nya cuma netes dikit doang waktu mau ditap untuk proses penggantian oli,” papar Ugi dari bengkel Fourty One di Depok Timur, Jawa Barat.

Nah, resiko jika oli mesin sering kurang dari takaran yang dianjurkan, dijamin ente kudu siap-siap ngeluarin duit untuk perbaikan mesin. Karena bakal ‘menyerang’ komponen bergerak di dalam mesin lantaran minimnya pelumasan.

“Kami sering banget terima order bubut silinder motor bore up yang piston dan linernya baret-baret, lantaran sering kekurangan oli ketika motor itu dipakai,” bilang Ugi lagi. Dan yang perlu diperhatikan juga, lanjutnya, jangan asal pakai oli mesin lho.

“Sebaiknya pakai oli yang sudah terbukti kualitasnya di lapangan. Kalau di motor bore up, jangan coba-coba deh pakai oli yang belum ketahuan khasiatnya. Jangan termakan promosi toko atau bengkel yang menawarkan. Itu pun di motor bore up, periodik penggantian oli-nya lebih cepat dibandingkan motor bermesin standar. Yakni, setidaknya tiap 1.500 km sudah ganti,” saran Ugi.

Di arena balap saja, Ugi mengaku kadang suka ragu jika ditawarin pakai oli yang belum jelas performanya. “Walaupun mereka mau sponsorin tim. Sekalipun diambil, kebanyakan pada pakai oli lain yang sudah terbukti kinerjanya,” bebernya.

Filter oli juga turut diperhatikan

Selain oli, yang juga penting diperhatikan adalah filter oli. Peranti ini, sebaiknya langsung diganti baru saat penggantian oli pertama usai mesin dibore up.

“Karena dikhawatirkan filter dihinggapi gram-gram usai penggantian piston dan liner baru. Sehingga efeknya dapat menghambat sirkulasi oli jika filter penuh dengan kotoran,” sarannya.

Baru deh kemudian penggantian selanjutnya setiap 3 kali ganti oli. Jangan sampai lupa ya bro! Karena bila komponen ini kotor lantaran jarang diganti, sirkulasi pelumasan bakal tidak lancar. Efeknya, mesin jadi kurang pelumasan. Terutama dibagian linner yang sejatinya kudu sempurna pelumasan, agar tak terjadi friksi berlebih. (motorplus-online.com)