Data yang diprogram antara putaran gas dan rpm enggak berbanding lurus
Motor injeksi balap bisa kejadian ada problem pas buka gas. Pembalap merasakan ngebrebet atau istilah teknisnya, suplai bahan bakar bermasalah. Pas gas dibuka sejak menutup sampai setengah putaran, bahan bakar kayak muncul-hilang. Uniknya setelah melewati putaran menengah, gejala brebet di gasingan atas enggak masalah.
Gejala ini paling terasa saat mau start dan braking, setelah itu buka gas. Analisis gejala ini bisa bermacam-macam. Kemungkinan akibat mapping injeksi lewat software di laptop. Bisa juga faktor lain di luar rancang ulang data digital.
Memang, ada analisis, tetapi kelewat jauh analisnya. Bak magnet dibuka dan sepul dicek tegangannya. Analisisnya sudah sampai menganggap ada problem pengapian.
Supaya analisisnya bertahap, silakan dimulai dari dasar. “Paling sederhana bisa dicek dari mapping data yang dimasukan ke tabel di software. Ngebrebet gejala umum karena suplai bahan bakar enggak sesuai dengan kebutuhan ruang bakar,” beber Wisnu Dewantoro, tunner yang juga mahir mapping injeksi untuk Special Engine asal Malang, Jawa Timur.
Data untuk mapping motor injeksi lewat tabel di software yang kompleks. “Kalau gejalanya seperti itu, biasanya tabel angka suplai bahan bakar dan tingkat sensitifitas bukaan gas. Kombinasi dua tabel itu, harus berbanding lurus. Kalau enggak, ya ngebrebet jadinya,” ujar Erwin Oei alias A Kiang, tunner Honda CBR250 tim Honda Oei.
Kalau dilihat tabel data di software untuk mapping injeksi, ada kombinasi antara derajat bukaan gas dan angka rpm. Inilah yang mesti dicari mekanik. Derajat bukaan gas berdasarkan persentase. Gerakan throttle akan menentukan berapa tegangan yang dibaca ke ECU. Semakin besar bukaan gas, makin tinggi tegangan.
Soket ECU ke koil bisa jadi kendor, bikin arus enggak stabil
“Tingkat sensitifitas bukaan gas bisa disetting. Seandainya nggak sesuai dengan putaran mesin, ya sudah pasti putaran mesin bermasalah,” jelas Akiang.
Selain masalah data kemungkinan juga orang yang mengoperasikan mapping kurang mengenal software yang dipakainya itu.
“Setiap ECU punya softwarenya masing-masing dengan model tabel yang rada berbeda. Tapi, prinsipnya sama,” kata War, panggilan Wisnu Dewantoro, pemilik Wisnu Auto Racing yang me- nangani mobil drag.
Seandainya pun pendataan mapping dianggap aman tetapi gejala brebet tetap muncul, lacak dari soket dan jalur kabel. Kabel yang bermasalah bikin arus listrik enggak stabil. Inget bro, injeksi sangat bergantung dengan stabilitas arus listrik.
“Motor injeksi SE yang saya pegang beberapa kali kejadian kabel ke injektor ada embun atau hujan. Akhirnya arus listriknya terganggung,” ulas War.
War melanjutkan, kabel minus alias kabel bodi ke arah injektorlah biang keladingnya. Masalahnya ya itu, kena embun atau ada air. “Bisa panas kabelnya,” sergap War yang kabarnya akan bikin dua injektor di motor SE.
Bagian paling penting yang kurang diperhatikan mekanik, rangkaian di ECU. Pastinya bukan ECU yang bermasalah, tetapi soket keluaran yang jadi biang keladinya.
“Saya pernah dapat masalah itu. Waktu pertama kali setting motor balap injeksi, brebet putaran bawah-menengah enggak hilang-hilang. Data sudah dikotak-katik,” kata Akiang yang bermarkas di kawasan Ciputat, Tangerang.
Karena soket ECU ke pengapian rada kendor, arus yang keluar enggak stabil. Setrumnya bikin arus pendek. “Cirinya kalau soket ECU-nya rada kendor, kabel ke spul panas. Lama-lama kelamaan spul bisa hangus,” tutup Akiang. (motorplus-online.com)