Diserahkannya kejurnas motocross ke Pengprov IMI ada harapan besar. Potensi daerah kembali lagi dipertontonkan. Sudah lebih dari lima tahun balapan nasional motocross dipegang langsung promotor nasional alias pronas.
“Ini berdasarkan permintaan pengprov. Pengprov yakin bisa menggelar kejurnas motocross tanpa adanya campur tangan pronas,” beber Frans Tanujaya, Kabid Balap Motor Off Road PP IMI.
Memang, sudah beberapa kali daerah-daerah membuktikan diri menggelar kejurnas motocross dengan pronas sebagai pemantaunya. Artinya, tanpa pronas pun pengprov di Indonesia sanggup menggelar kejurnas SE.
“Kabarnya sudah ada 8 pengprov yang sanggup bikin. Peserta kelas MX2 dan SE85 urutan 10 besar dibiayai,” bilang sumber MOTOR Plus dari komunitas motocross Jogja.
Kalau bicara sirkuit, hampir di tiap pengprov memilik trek motocross. Kalau pun enggak ada, lahan kosong bisa dirancang ulang yang sesuai dengan standar kejurnas motocross.
“Potensi pembalap daerah bisa kelihatan. Selama ini, kan mayoritas balapannya di Jawa. Tapi, taruhannya kualitas balapan. Supaya kualitasnya terjaga PP IMI harus jauh hari bikin inspeksi trek,” ujar T. Erwin Irham, Kabid Biro Balap Motor Pengprov IMI Aceh.
Artinya, tahun ini jadi musim pembuktian pengprov IMI untuk kejurnas motocross. “Pasti akan berbeda dibanding masih dipegang pronas. Seandainya belum tertata, mungkin setelah berjalan tahun berikutnya bisa lebih baik. Intinya kita lihat saja nanti,” tutup Tri Priyo Nugroho, Kepala Instruktur Nugroho Motocross Training, Jawa Timur.
Pastinya dinanti! (motorplus-online.com)