Powertrack Semarang Taklukkan Lengket dan Licin

IRC Powertrack Championship (IPC) yang digadang-gadang sebagai event grasstrack kasta tertinggi. Ini kali dihelat di sirkuit BSB, Semarang sabtu-minggu (14-15/12) lalu. Pastinya IPC digelar saat bulan yang berakhiran suku kata ber. Beeer kedinginan berarti hujan turun. Kalau air mengguyur trek tanah, ya sudah jalannya balapan akan jauh berbeda dibanding lintasan kering.

Sebanyak 13 pembalap senior yang turun di PIC Semarang coba menaklukkan lintasan yang panjangnya tidak lebih dari 700 meter.

“Tipikal tanahnya lengket dan licin. Butuh trik khusus dan settingan motor yang sesuai dengan kondisi tanah. Kalau enggak, sia-sia tenaga yang dikeluarkan,” jelas F. Chimon, grasstracker MPS Honda Banten KYT IRC R9 Bagja Bilqis TRY INK.

Salah satu poin utama dengan trek yang lengket dan licin harus tepat membaca racing line. Setelah paham karakter trek dengan tanahnya yang licin dan lengket, karakter motor yang smooth, tapi tetap bertenagalah yang dibutuhkan. Karena itu, motor harus disetting ulang untuk menyesuaikan lintasan.

“Kaki-kaki motor harus diseting ulang. Sok dibuat lebih lembut untuk menghindari putaran mesin jadi liar saat masuk dan keluar tikungan,” jelas M. Fachmi, manager dari Chimon.

Artinya, saat suspensi menekan tidak terjadi hentakan. Kalau ada hentakan, tugas pembalap akan ekstra kerja keras untuk menstabilkan motor saat keluar tikungan.

Di samping itu tekanan ban juga perlu penyesuaian. “Dalam kondisi lintasan normal seperti di seri I, Purwakarta lalu, kita pakai tekanan ban 14 psi. Sekarang tekanan ban jadi jadi 12,”tambah Fachmi.

Selain kaki-kaki, ada penyesuaian lain di suplai bahan bakar. “Yang pasti ubahan pada karburator menjadi kunci utama menghadapi trek becek dan licin seperti ini,” beber Acong, juruk korek tim RBU FRT Racing Factory Kalsel. Wah, IPC seri kedua ini kedatangan tim dari luar Jawa. Berarti IPC semakin dilirik kualitas tim non Jawa.

Kombinasi main jet dan pilot jet untuk karbu Kawasaki Ninja 150 yang bermain di kelas Campuran Senior, Acong memilih ukuran 235 untuk main jet dan 45 untuk pilot jet. Dengan pemilihan kombinasi ini, motor jadi lembut. Akselerasi jadi lebih halus dari putaran bawah, menengah dan gasingan atas.

Terakhir, komposisi final gir juga dibikin lebih berat agar mendapatkan torsi yang lebih besar. Dengan perubahan yang telah dilakukan ini, Aditya Pradana bersaing bisa dengan pembalap-pembalap senior lainnya di kelas Campuran. Dia mampu melesat jauh meninggalkan rival-rivalnya.

“Bawa motornya tidak boleh nafsu. Gas ditarik halus. Jadi roda belakang tidak sliding yang dapat mengacaukan racing line,” tutup Aditya Pradana. (www.motorplus-online.com)

Hasil Lomba

Bebek 2-tak Senior

1. (86) Akbar Taufan

2. (24) F. Chimon

3. (94) Edy Ariyanto

4. (23) Bagus P

5. (44) Tommy MJ

Bebek 4-tak Senior

1. (86) Akbar Taufan

2. (23) Bagus P

3. (24) F. Chimon

4. (45) Aditya Pradana

5. (188) Andri Firman

Campuran Senior

1. (45) Aditya Pradana

2. (86) Akbar Taufan

3. (127) Farudilah Adam

4. (122) Sandi Irawan

5. (24) F. Chimon

1. (105) Rizky HK

2. (264) Daud

3. (92) Revaldi Julian

4. (48) Wahyu Wekka

5. (51) Ricko Sapi

1. (16) Irfan Ardiansyah

2. (92) Revaldi Julian

3. (333) Lotar Djinggo

4. (194) Cahyo Utomo

5. (55) Samiu Hura Hura

Trail Open

1. (105) Rizky HK

2. (39) Wahyu Gareng

3. (5) Tedy Gilang K

4. (197) Irvan Mandala

5. (70) Rizki Aji Savado