MotoGP Australia dan Valencia selalu menjadi tempat paling favorit bagi Casey Stoner untuk menikung dengan cara terbaik. Mulai dari penentuan angle hingga pengendalian sempurna motor saat ngepot, selalu terlihat di beberapa tikungan.
Melihat teknik yang dilakukan Stoner di Australia sejak bergabung dengan tim Ducati tahun 2007 silam, rupanya tidak berubah sampai ia memutuskan pensiun di akhir tahun 2013. Dimana gaya balap ini bisa menghilangkan beban pada bagian belakang motor, selalu jadi patronnya. Tidak heran jika di tikungan-tikungan panjang Sirkuit Phillip Island yaitu tikungan 1, 4 dan tikungan terakhir, motornya selalu sliding.
Uniknya lagi, kondisi ini membuatnya bisa tampil lebih cepat dan tidak mengalami masalah temperatur ban bagian belakang. Makanya ia dijadikan pakem baru cara nikung yang membuat motor melesat lebih cepat di tikungan.
“Normalnya, jika anda menikung dengan cara seperti ini, anda harus benar-benar bisa mengontrol motor. Bukan melakukannya karena ingin atraksi. Pastikan juga anda tahu apa yang akan dilakukan, kemampuan motor hingga batas maksimalnya. Karena akibatnya bisa fatal kalau terjatuh. Yaitu terjatuh dengan cara high side. Tidak banyak pembalap yang bisa melakukannya!” klaim Stoner.
Asal tahu saja ya! style nikung ala Stoner ini juga ampuh membawa motor Ducati meraih kemenangan. Lantaran rangka yang sangat kaku (tidak fleksibel seperti motor-motor Jepang), perlu diperlakukan kasar saat di tikungan. Tapi Stoner juga mengakui bahwa memaksa motor untuk bisa menikung cepat dengan aplikasi Rear Wheel Steering (RWS) seperti di motor Ducati, sangat menguras fisik.
Meski begitu, Kurri-Kurri Boy itu tidak canggung melakukannya meski di motor yang mempunyai rangka bagus seperti Honda. Paling tidak ini menjadi bukti bahwa skillnya menjadi satu pakem di MotoGP. (motorplus-online.com)