Manusia bisa merespon suatu hal, lantaran banyak syaraf yang tersebar di seluruh bagian tubuh. Nah, di motor MotoGP, fungsi syaraf dimainkan sensor yang terpasang di hampir semua bagian motor. Dari semua pemindai inilah perilaku alias karakter motor bisa diatur melalui program di ECU (Electronic Control Unit).
“Banyak sensor di motor MotoGP. Mulai dari yang ada di mesin, kaki-kaki hingga rangka. Totalnya bisa berjumlah antara 40-50 sensor yang tersebar,” buka Takeo Yokoyama, Technical Director tim Repsol Honda.
Untuk dibahas secara terpisah agak sulit. Lantaran satu sensor berkaitan langsung dengan pemindai lainnya. Tapi, ada beberapa sensor yang punya peran penting, di antaranya di bagian roda.
Pada roda depan, tugas sensor dialokasikan untuk mengetahui kecepatan real time (yang sebenarnya). Sementara sensor di roda belakang tugasnya untuk melacak besarnya power yang dikirim dari putaran mesin.
Pemindai juga berhubungan langsung dengan karakter pembalap membuka-menutup gas. Titik pemindainya ada di tuas gas. Tujuannya untuk mengetahui data sebenarnya antara bukaan gas dan power yang sampai ke roda.
Kemudian ada juga yang namanya gyro sensor. Fungsinya mengetahui sudut kemiringan maksimal motor yang berhubungan langsung dengan banyak hal. Termasuk kontrol traksi agar power dari mesin ke roda belakang tidak over ketika lagi nikung.
Selain outputnya mengirim data power ideal agar ban tidak selip saat menikung, sensor kontrol traksi juga juga berfungsi sebagai launch control dan anti wheelie control.
Lalu sensor pada bagian suspensi terdapat di sok depan dan belakang. Tugasnya untuk mengetahui balance atau geometry motor saat berakselerasi atau pun deselerasi.
Semua data yang diambil sensor ini dipetakan ECU. Di ECU-lah mengatur karakter motor berdasarkan riding style pembalap. Program akan disetup sang kru teknis. (www.motorplus-online.com)