Turun di balap lurus malam hari kelas ‘bebasan’, explorasi upgrade mesin jadi tak terbatas. Makanya, engine Yamaha Crypton 1997 ini terbilang extreme. Namun jika biasanya pacuan drag minum bensol, tetapi Crypton ini malah cukup nenggak Pertamax Plus, lho.
Setingan extreme, salah satunya di bagian kruk as. “Posisi big end digeser 7 mm. Cara gesernya, pakai tambal sulam menggunakan las argon. Itu artinya naik-turun jadi 14 mm. Total stroke kini jadi 68 mm,” papar Misjaya, selaku owner motor dari SKR Racing Exhaust.
Imbangi big end yang digeser, blok silinder harus ditambah paking kustom terbuat dari bahan aluminium tebal 7 mm. “Akibanya rantai keteng wajib tambah satu mata,” papar Gondrong, sapaan beken Misjaya. Menemani stroke yang melar, piston diameter 69 mm merek LHK pun mengisi linner silinder. Piston ini, diseting mendem 0,8 mm dari bibir silinder. Tujuannya agar perbandingan rasio mesin jadi rendah. Yaitu, 11,2 : 1. Dan, kapasitas silinder sekarang jadi 254,1 cc.
“Kompresi rendah sengaja agar bisa pakai Pertamax Plus,” cetusnya. Part pengabut Pertamax Plus, pakai karburator Keihin PE 28 mm dijejali main jet 135 dan pilot jet 42. Aliran bahan bakar masuk melalui klep in 34 mm dan dikeluarkan klep ex 27,4 mm. Klep tadi didorong kem durasi in-ex 275 derajat.
Hadapi trek yang biasanya 500 meter, ditanamkan gigi rasio baru. Gigi I, 13/36 mata. Gigi II, 16/29 mata. Gigi III, standar. Gigi IV, 21/22 mata. Semua disempurnakan final gir ukuran 16/26 mata. “Knalpot pakai riset hasil pengembangan dari SKR tipe Manohara,” papar pria gimbal dari Jl. Raden Fatah No. 90, Pasar Lembang, Ciledug, Tangerang. (motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Pelek : Takasago
Ban : Comet M1
Koil : Yamaha YZ125
Sok belakang : YSS