Ban bocor akibat terkena ranjau paku, itu sudah lumrah di bilangan Roxy, Jakarta. Bukan hanya karena pelaku penebar ranjau paku melakukan aksinya beberapa kali dalam sehari, namun juga karena kejahatan para tukang tambal ban di wilayah itu.
Misalnya nih, kebocoran pada ban hanya terjadi di salah satu bagian saja, kebocorannya bisa bertambah jika sang korban tidak memperhatikan sang tukang tambal ban beraksi.
“Ketika motor dibawa ke tukang tambal ban usai terkena ranjau paku, sang korban harus tetap memperhatikan tukang tambal ban. Lantaran ban yang hanya memiliki 1 kebocoran, bisa jadi memiliki banyak kebocoran. Tidak tanggung-tanggung, aksi tukang tambal ban ini dilakukan pada bagian yang cukup vital pada ban dalam, yaitu di bagian dekat pentil ban,” ujar Yossy Manado, ketua komunitas Semut Orange.
Yossy menambahkan bahwa cara melakukan aksi tersebut bermacam-macam. Yang jelas mereka sangat cekatan melakukan itu. Ada yang menggunakan ujung pisau kecil, ada yang melalui cincin yang memiliki bagian tajam dan lain sebagainya.
“Kalau itu sudah berhasil mereka lakukan, mau tidak mau sang korban harus membeli ban dalam yang mereka jual. Nah, ban dalam yang mereka jual ini juga menjadi salah satu modus penebaran ranjau paku. Sebab itu ban dalam Cina yang sangat murah. Kualitasnya sangat jelek, tidak bisa dipompa sampai full, karena akan meledak. Meski begitu para pedagang ini menggunakan kotak ban dalam yang bagus,” lanjutnya.
Hmm, bener-bener modus…! (motorplus-online.com)