Find Us On Social Media :

Upgrade Performa Honda Scoopy Fi, Ubah Penerus Daya Dongkrak Performa

By Motorplus, Minggu, 12 Januari 2014 | 10:07 WIB
()

()
Naik 0,5 hp saat dyno

Perlu diketahui, prinsip dasar untuk mendapatkan power dan torsi yang lebih sip, kuncinya ada pada kompresi, bahan bakar dan pengapian. Nah, untuk menaikkan rasio kompresi tanpa bore up, di Honda Scoopy sebenarnya bisa pakai piston Vario 110 yang kontur kepalanya memiliki dome.

Tetapi, itu untuk step berikutnya ya. Sekarang kita coba optimalkan dulu sistem pendukung yang ada di mesin, yakni penerus daya. Fokusnya di sistem CVT. Tujuannya mendapatkan akselerasi motor yang lebih cepat mulai dari putaran rendah hingga atas. Sehingga enak buat stop and go di perkotaan maupun riding di daerah perbukitan.

Oh iya! Ubahan yang sudah diterapkan di edisi lalu, yakni ECU diganti pakai stand alone BRT Juken 2 dan knalpot Nob1 Neo Silent masih kami aplikasi. Penggantian kedua komponen bolt on tersebut saat didyno di atas Mesin Dynojet 250i buatan Amerika milik BRT, berhasil membukukan power maksimum 7,33 hp di 8.100 rpm. Sedang torsi puncaknya 5,60 lb.ft (7,59 Nm) di 6.650 rpm.

Sementara di atas mesin DynoMite yang juga buatan Amerika milik Ultraspeed Racing (USR) di Jl. Panjang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, tercatat tenaga maksimum sekitar 7,9 hp (selisih 0,5 hp lebih) di putaran yang mirip-mirip. Sementara torsi maksimumnya 8 Nm di 6.500 rpm.

()
Dudukan per CVT di puli sekunder diganjal pakai sil tutup klep Mio

Nah, ubahan pada CVT kali ini diharapkan bisa memperbaiki performa. Menurut beberapa mekanik sih jika settingan penerus daya pas dengan ubahan mesin, bisa juga lho tingkatin power dan torsi. Yuk, langsung kita buktikan saja.

Mula-mula Em-Plus coba ganti roller pakai yang lebih ringan 3 gram dari bawaan Scoopy Fi (standar 13 gram). Produk yang dipilih, yakni KTC ukuran 10 gr rata. Tujuannya agar variable bukaan puli primer lebih slowly, sehingga rasio antara puli primer dan skunder tidak langsung berat begitu gas dipelintir.

Namun untuk mengimbanginya, per CVT sebaiknya pakai yang agak keras sedikit. “Kalau tidak salah, standarnya Scoopy atau BeAT biasanya sekitar 800 rpm. Untuk upgrade harian tanpa bore up enaknya pakai yang 1.000 rpm,” saran Opi, mekanik USR.

()
Roller diganti yang lebih ringan 3 gram dari standar

Per CVT dengan spesifikasi tersebut di pasaran bisa ente dapatkan beragam produk, seperti Kawahara Racing, KTC, TDR dan sebagainya. Banderolnya sekitar Rp 70 – 90 ribuan. Tapi, kalau ingin berhemat, bisa diakali dengan mengganjal per CVT bawaan motor pakai 2 buah ring piston bekas atau sil tutup klep Mio.

Hasilnya ketika didyno ulang, tenaga maksimum berhasil terkoreksi jadi 8,410 hp di 7.163 rpm. Sedang torsinya jadi 8,671 di putaran 6.902 rpm. Tetapi hasil tersebut diraih setelah settingan ECU BRT Juken 2 diubah di beberapa titik rpm. Lumayan dong bisa nambah 0,5 hp lagi? (www.motorplus-online.com)

Data Hasil Dyno

Rpm     Power (hp)

()
Torque (N-m)
()
AFR (A/F)
5.000
()
0,453
()
        0,647
()
       17,88
5.500
()
4,123
()
        5,219
()
       15,82
6.000
()
5,737
()
        6,875
()
       14,66
6.500
()
7,97
()
           8,6
()
          12,93
7.000
()
8,404
()
       8,671
()
        12,59
7.500
()
7,444
()
       7,006
()
        12,85
8.000
()
7,56
()
         6,724
()
        12,48
8.500
()
7,838
()
       6,56
()
           12,45
9.000
()
7,592
()
       5,998
()
         12,52
9.400
()
5.882
()
       4.468
()
         12.47