Selama ini dalam membentuk profil kem, hitungan yang kerap jadi patokan mekanik kita antara lain derajat buka-tutup kem atau durasi, lift, LSA (lobe separation angel), overlap dan sebagainya.
Membentuknya pun masih manual, meski hitungannya menggunakan rumus. Padahal, untuk membentuk kem yang benar-benar presisi, mampu menghasilkan performa mesin terbaik serta punya durability tinggi, hitungannya tak hanya seperti yang disebutkan di atas.
“Banyak parameter lain yang juga harus diperhatikan,” bilang Tomy Huang, bos PT Tri Mentari Niaga (TMN) alias Bintang Racing Team yang belakangan lagi menekuni ilmu pembuatan profil kem.
Pernah dengar istilah cam velocity atau cam acceleration? Kalau secara harfiah, velocity artinya kecepatan dan acceleration atau akselerasi sinonim dengan percepatan. Tetapi, maksudnya apa ya, kok kem bisa ada kecepatan dan percepatannya? Yang kita tau kalau bikin kemnya oke, akselerasi motor bakalan makin sip, hehehe…
“Ini salah satu efek dari desain kem. Maksud dari velocity kecepatan tergelincirnya kem dari satu titik ke titik lain. Satuan mm/sec,” terang Tomy. Yakni kecepatan bergesernya bidang sentuh rocker arm terhadap permukaan kem, mulai dari posisi ramp (pinggang) menuju flank (punggung) hingga nose (puncak).
“Makin cepat makin bagus. Sementara akselerasi kem adalah pecepatan tergelincirnya dengan satuan mm/degree². Keduanya saling berkaitan,” imbuh Tomy sembari menjelaskan lewat grafik. Weleh-weleh ribet juga euy!
Nah, bentuk profil kem sangat mempengaruhi kecepatan dan akselerasinya. “Bentuk profil yang tidak tepat bisa membuat kecepatan dan akselerasi kem jadi kurang berirama. Misalnya pada suatu sisi lebih lambat, sementara di sisi lain cepat. Ini yang kerap jadi biang timbulnya floating,” jelasnya.
Dampak dari floating, lanjut bapak 2 anak ini, akan menyebabkan effective compression ratio (ECR) jadi rendah. “Tekanan kompresi riil-nya jadi lebih kecil akibat klep masih ngambang. Resikonya bisa bikin klep, per klep dan retainer patah,” tukas Tomy.
Tak cuma itu, bentuk profil kem juga harus memperhitungkan bidang sentuh pada rocker arm. “Misal rocker armnya jenis roller, diameter rollernya mesti diukur dulu untuk disesuaikan dengan kemnya. Karena bila bentuk profil kem membuat bidang sentuhnya terlalu lebar, juga bisa berdampak terjadinya floating,” tambahnya.
Coba deh perhatikan di arena balap. Memang banyak yang bisa bikin motor kencang. Namun yang durability mesinnya lebih awet, bisa dihitung jari. “Lewat software cam design dan CNC, saya bisa bikin kem dan peranti pendukungnya awet hingga 5 sampai 10 tahun,” yakinnya.
Ciyus? (www.motorplus-online.com)