Tren minimalis ol skool sudah merambah ke motor-motor baru. Simak lelaku AGM, bengkel modifikasi kependekan dari Aditia Ghani Motor ini. “Kami namai vintage café racer,” jelas Aditia sang builder.
Tim ini terbilang menyimpang pakem. Biasanya Honda Tiger disasar peturing tulen berdesain bagger, lengkap dengan boks belakang atau kiri-kanan. Tetapi, untuk motor satu ini, mereka justru meminilaisir bodywork hingga motor jadi sangat simpel ala sport jadul.
Sasis utama nggak dirombak sepertihalnya chopper. Demi mengejar café racer, mereka berani mengambil sasis Honda CB 100 dan merombak bagian belakang sesuai pakem.
Setelah itu, barulah konsen pada peranti penunjang yang sangat minimalis. Bebuka kustom, mereka sreg memilih tangki milik Honda CB 200 demi mengejar tampilan lawas. Setelah itu, rumah modifikasi ini memilih pijakan kaki ala underbone agar riding position nunduk. “Menyesuaikan tampilan di depan dengan setang jepit,” jelas mereka lagi.
Biarpun terkesan jadul nuansa sport, performa tentunya enggak dicuekin. Mesin mereka up grade jadi 250 cc ditunjang karburator gambot dari Keihin PE 28 mm.
“Agar sempurna, kami pilih handgrip Rhizoma dan gas dari Yamaha YZ 125. Terkesan klasik, kami pakai spido Termignoni agar selaras dengan lampu depan variasi dan belakang kustom gaya di dalam buntut hornet,” bangga tim yang memilih sok belakang YSS untuk motornya ini.
Eye cathing di motor ini tentunya desain buntut ol skool-nya. AGM gandrung pada taste minimalis khasnya café racer. Lampu belakang sengaja disimpan di dalam dan terbungkus indahnya buntut rounded tadi.
“Supaya keren, pelat tadi dibuat bolong-bolong hingga cahaya merah akan keluar saat lampunya menyala,” ulas mereka lagi. Soal ban tentunya tak boleh kelewat besar. AGM lantas memadukan ukuran yang cocok dengan dimensi motor. Pilihan jatuh pada Batlaxx depan 100/80-17 (depan) dan 120/70-17 untuk ban belakang. Siaapp!! (www.motorplus-online.com)