Joki lokal sudah saatnya diberikan kesempatan besar. Seperti gelaran GM SSS FDR DRC Drag Bike Piala Bupati Purbalingga (DBPBP) 2013, Minggu (5/1), pembalap lurus kawasan Purbalingga dihargai dengan baik.
Gelaran yang dibikin Bio Racing Organizer (BRO) di kawasan Stadion Goentoer Darjono, Purbalingga, Jawa Tengah, membuka banyak kelas untuk joki lokal. Hitungannya 90% dari 283 starter unjuk gigi di depan 3.000 penonton.
“Kami merasa dihargai jika seperti ini. Semakin banyak kelas menambah jam terbang,” buka Hendi Mbalelo dari Gold Family DRC Mantos, Purbalingga, yang borong piala di beberapa kelas.
Tapi, sebaiknya, “panitia harus memperhatikan prosedur pendaftaran. Jangan sampai ada pembalap top ikut di kelas lokal karena akan mematikan potensi joki daerah. Kita balap, kan bukan cuma kejar piala, tapi proses belajar menuju level yang lebih tinggi,” papar Hendra Deblenk joki tim Deltu 87 yang turun di kelas Karesidenan Banyumas.
Ada beberapa kasus terjadi pembalap lurus top ikutan kelas lokal. “Kita ketat saat pendaftaran dan scrutineering. Semua data kita cross check sehingga valid,” cuap Joko Pujiono Komisi Teknik Pengprov IMI Jateng. “Jika tidak sesuai, maka tidak boleh main di kelas lokal,” tambah Orin Sugawa, dedengkot BRO asal dari Purwokerto.
Joko menambahkan pernah terjadi ada pembalap top turun di kelas lokal di salah satu event. Imbasnya banyak hujan protes. Akhirnya, pembalap yang bersangkutan didiskualifikasi karena terbukti memalsukan dokumen pendaftaran dan mengikuti kelas yang bukan semestinya.
“Sekarang pembalap lokal justru bagus-bagus. Pernah sih disuruh main di kelas lokal, tapi kan tidak sesuai prosedur maka saya tolak,” urai Ari Ultraman pembalap Jogja dari tim Abenk Sapi balap. (www.motorplus-online.com)