M. Fadli yang tahun ini akan bersama tim Honda AHRS sudah merancang strategi supaya tetap balapan di kelas 600 cc, FIM Asia Road Racing Championship (FARRC). Triknya numpang dengan tim lain yang juga turun di FARRC.
Numpang bukan berarti asal bawa badan. Pembalap atau orang yang ikut di salah satu tim dikenakan biaya yang sudah ditetapkan.
“Saya sudah kontak Honda Boon Siew. Tim saya ditawarkan biaya Rp 1,3 milyar untuk satu musim. Motor dan segalanya sudah disiapkan mereka. Saya cuma butuh biaya tambahan tiket pesawat. Kalau dihitung total, dengan tiket paling enggak sampai Rp 2 milyar,” urai Fadli.
Tentunya Fadli contoh yang ikut dengan tim Honda Boon Siew (HBS) dari Malaysia untuk 600 cc di FARRC bisa ditiru. Apalagi, HBS enggak perlu diragukan lagi. HBS melahirkan juara dua kali berturut 600 cc (2012-2013) lewat Ryuichi Kyonari dan Azlan Shah Kamaruzaman.
Jangan salah lho, Makoto Tamada, eks pembalap MotoGP yang tahun lalu ikutan 600 cc FARRC juga numpang dan bayar ke HBS. Pihak managemen Tamada enggak mau pusing mempersiapkan sendiri sepaket tim untuk turun di FARRC.
Dengan biaya enggak sampai Rp 2 milyar, dipastikan bisa mendapatkan ke-sempatan balapan bersama tim besar di Asia. “Semuanya jadi lebih bisa dihitung. Bayangin kalau pengeluarannya total bawa tim sendiri. Pasti ongkosnya lebih gede banget,” urai Fadli.
Apa yang mau dilakukan Fadli lebih duluan dikerjakan Kazuki Masaki, pembalap 14 tahun asal Jepang. Masaki ikutan balapan underbone Asia dengan membayar ke tim Harian Metro Y-Teq SCK Honda Racing (HMYTSHR), Malaysia.
“Dia bayar ke tim 40 ribu US Dollar. Motor dan mesin kita siapkan semuanya. Kalau tidak puas, dia bisa ganti motor yang kami buat tapi timenya lebih cepat,” jelas Soong Chii Keong, pemilik tim HMYTSHR.
Hitungan 40 ribu US Dollar kalau dijadikan rupiah, sekitar Rp 480 juta. Uang sebesar ini jadi biaya persiapan motor dan segalanya untuk balapan underbone di Asia. Silakan hitung dan bandingkan kalau disiapkan sendiri dari motor dan segalanya untuk balapan bebek Asia. Kabarnya minimal Rp 1,5 milyar seandainya membawa tim sendiri.
Pengalamanan ini juga dialami Ali Adrian Rusmiputro yang tahun lalu turun di Europian Junior Cup (EJC). Dia hanya membawa dua orang Indonesia untuk membantunya di EJC selama 8 putaran. Sisanya urusan tim dari Spanyol yang akan mengurus Ali.
“Hitungan ongkos kami dan akomodasinya sekitar Rp 65 juta tiap seri. Untuk biaya kebutuhan balap dan motornya selama satu musim enggak sampai Rp 1 milyar,” kata Ali yang tahun ini akan balapan Moto2 di CEV-Repsol Spanish Championship.
Kata Ali, cara numpang dan membayar ke tim yang dipercaya pembalap jadi hal yang biasa untuk balapan di Eropa. Bahkan, rider sekelas Jorge Lorenzo diawalnya karirnya di balapan Spanyol juga melakukan cara ini.
“Itulah yang berbeda dibanding di sini. Kalau dihitung bikin tim, waduh biayanya akan besar banget,” tutup Ali yang dikontrak tim Spanyol.
Saya yang mau ikutan? (www.motorplus-online.com)