Ada obrolan santai, tukang tambal ban itu adanya cuma di Indonesia aja. Terus kalau rakyat biker di negeri barat sono, bannya bocor gimana? “Yah.. nggak mungkin, di sana gak ada pelaku ranjau paku.”
Ya! Ranjau paku dan tukang tambal ban jadi satu kesatuan. Pelaku ranjau paku bertugas menebar paku di beberapa titik dengan paku berukuran panjang 3-5 cm. Korbannya siap ‘diterkam’ oleh tukang tambal ban dengan harga tambal ban bahkan ban dalam yang harganya bisa lebih dua kali dari harga normal.
“Namun tidak semua tukang tambal ban itu hitam alias yang memang bekerja sama dengan pelaku ranjau paku. Ada juga yang abu-abu alias sebenarnya antara pelaku tebar paku dan tukang tambal tidak saling mengenal tapi dia mengetahui ada ranjau paku dan mengambil manfaat dari pelaku tebar ranjau. Sebaliknya ada juga tukang tambal ban yang memang benar-benar mencari rejeki halal sebagai tukang yang benar,” ungkap Sanawi, wakil ketua Semut Orange, komunitas yang kerap ‘menyapu’ ranjau paku.
Sanawi memberikan ciri-ciri untuk mengetahui apakah tukang tambal ban itu hitam, abu-abu atau sebut saja putih yang bersih. Pertama menurutnya, lihat di lokasi itu, apakah di sepanjang jalan itu, banyak terdapat tukang tambal ban mobile alias berpindah-pindah atau tidak permanen,” kata pria berambut putih ini.
Ciri lainnya, waktu operasi tukang tambal ban di jam-jam tertentu. Misalnya, mulai pukul 6 sore hingga menjelang Subuh. “Sebab, umumnya mereka menebar ranjau menjelang malam,” tambah Johan P. Tuilan, ketua Semut Orange.
Perhatikan juga apakah di lokasi tambal ban, lebih dari 2 pengendara yang markir motornya untuk ditambal. “Ini sudah pasti dikerjai. Apalagi ketika mengerjakan motor itu ada lebih dari dua orang pekerja tukang tambal. Kalau kondisinya seperti itu, pasti itu tukang tambal ban hitam,” katanya lebih rinci.
Ciri lain yang bisa diketahui adalah alat tambal ban yang dimiliki. Normalnya alat ini satu buah atau paling banyak dua buah. Namun kalau dalam satu tukang tambal ban terdapat alat tambal ban lebih dari dua dan tidak punya kompresor gede. Ini patut dicurigai,” bilang bapak yang tinggal di wilayah Roxy, Jakarta Barat.
Terakhir, kalau si tukang tambal lagi bekerja diperhatikan oleh pemilik motor, maka ia akan mengalihkan atau mengerjakan hal lain. “Biasanya si tukang tambal nakal nggak mau dilihat atau ditungguin. Tujuannya karena ia memang ingin merusak ban yang sebelumnya sudah bocor tadi. Kalau pemilik motor lengah, dengan alat kejahatannya ban yang mestinya bisa dipakai akan robek dan pemilik motor mesti beli ban baru.”
Jadi kenali cirinya ya! (www.motorplus-online.com)