Balap enduro memang masih jadi mainan baru di tanah air. Regulasinya masih belum mengacu aturan FIM. “Saat event ini, kita masih mengakomodasi peserta yang ikut biar gelarannya ramai dulu,” ujar Jack, promotor balap enduro dari Jackline.
Seperti pemisahan jenis motor yang dipakai untuk balap enduro ini biasanya dibedakan tipe motor. Ada kelas lokal yang diperbolehkan pakai trail produksi dalam negeri yang sudah dimodifikasi dan kelas motor trail impor.
“Jenis motor ini harus dipisahkan karena masing-masing motor punya spesifikasi yang berbeda. Makanya, enggak bisa digabung antara built up dan lokal. Kecuali untuk kelas open,” bilang Deddy ‘Dogel’ Adisudarman yang bikin gelaran AHRS West Java Enduro Championship (AWJEC) dari MudLand, Bandung.
Peserta yang turun di enduro biasanya dibedakan lagi. Ada kelas pemula, hobi, dan open. “Untuk kelas pemula dibuka untuk peserta yang baru ikutan enduro. Pemula dipisahkan dengan kelas hobi,” lanjut Dogel .
Kategori hobi biasanya diikuti peserta yang cukup berpengalaman atau mantan pembalap. Kelas hobi ini biasanya masih dipecah lagi sesuai umur atau bergantung dari promotor. “Kalau kami biasanya kelas hobi dibuka untuk usia di atas dan dibawah 40 tahun,” timpal Jack.
Sedangkan pada gelaran AWJEC peserta hobby dibagi menjadi dua kategori umur 35+ dan 45+.
Terakhir kelas utama atau yang paling bergengsi, kelas open yang tidak dibagi atas umur. Kelas ini biasanya diisi pembalap motocross dan pembalap grasstrack papan atas yang masih aktif ikut di balapan nasional. (www.motorplus-online.com)