Grasstrack sudah bukan lagi balapan murah. Saat ini hanya tim dengan finansial yang kuat mulai dominan. Faktanya ada di grand final IRC GM Grasstrack (IGG) yang digelar Sabtu-Minggu lalu (18-19/1) di sirkuit Traju, Gentan, Kranggan, Temanggung, Jawa Tengah.
IGG diikuti 150 starter. Dari jumlah starter yang semakin menyusut dari seri-seri sebelumnya bertanda ada yang masalah di grasstrack. “Hanya tim-tim dengan anggaran kuat yang akan mampu bertahan,” buka Efendi, grasstrakcer gaek asal Wonosobo.
Anggaran untuk kelas Standar Pemula supaya mampu bersaing hampir menyamai anggaran untuk kelas Bebek Modifikasi. “Ongkos untuk motor yang turun di Standar Pemula Rp 30-40 juta,” beber Arini, ibu dari pembalap pemula Rivandy.
Tentunya pembalap yang turun di Standar Pemula untuk merintis karier. Tapi, dana pas-pasan motor akan kalah spek. “Untuk tim kecil memilih turun di kelas lokal,”tambah Efendi.
Tidak beda jauh untuk kelas minimoto. “Minimoto yang dipakai Ivan Satria hampir sama biayanya dengan motor kelas Bebek Standar Pemula,”beber Anggun, Manager tim 104 Tech Viper Tepepa, Jogja.
Tingginya anggaran bangun motor cakar tanah yang kompetitif karena regulasi masih longgar. “Tetap unsur safetynya kita perhatikan. Makanya, sokbreker kita bebaskan. Tapi, memang sokbreker sekarang mahal,”jelas Alif Agus Yasin selaku pimpinan lomba di IGG kali ini. (www.motorplus-online.com)