Jejaring sosial di internet sangat bermanfaat dalam interaksi sosial. Namun penggunanya haruslah tetap waspada. Informasi dalam media sosial begitu terbuka. Siapa saja bisa mengaksesnya. Lewat status dan obrolan personal dengan identitas palsu, penjahat yang menyamar menjadi teman memiliki kesempatan memperdaya korban.
Manfaat media sosial seperti Facebook, Twitter, Path atau BBM sudah dibuktikan keampuhannya. Bagi pembalap yang menjalankan usaha atau bagi anggota komunitas bermotor mengangguk setuju soal manfaat itu. “Kalau ingin kopdar atau kumpul tinggal blast BBM. Teman-teman pasti akan datang,” jelas Prabowo dari Kawasaki Ninja Club.
Bagi pembalap yang memiliki brand, mereka akan memposting barang dagangannya di Facebook yang dimiliki beserta informasi terkait mengenai produk. “Berbiaya murah dan efektif tepat sasaran. Sebab biasanya follower sudah mengenal baik,” tambah Irwan Ardiansyah, pemilik brand Ardian yang sering memposting berbagai produk apparel di Facebook.
Namun demikian ibarat sisi mata uang. Ada positif juga negatif. Pihak yang paham mengenai karakteristik sosmed ini memanfaatkan ‘kelebihan’ jejaring ini untuk kepentingan pribadi.
Seperti yang dialami oleh Deni Orlando. Crosser nasional dan pemilik speed shop Orlando Racing Factory yang bermarkas di Solo. Orang menjual namanya di Facebook. “Nama saya dipakai oleh orang tak bertanggung jawab,” kesal Deni.
Kalau ndak percaya, silakan lihat foto di atas, alamat Facebook yang mengatasnamakan Deni Orlando. “Sudah setahun tuh Facebook dengan account atas nama saya. Kalau yang enggak tahu, pasti ketipu. Kacaunya kok di Facebook palsu pakai namaku jual barang second. Kalau yang tahu nomor handphoneku langsung kontak ke aku karena nomor HP-ku enggak berubah sudah 10 tahun ini,” bilangnya.
H. Rio Teguh juga jadi korban yang namanya dipakai untuk menipu. Ketua Umum Pengprov IMI Jawa Barat ini sudah dijual namanya sejak tiga bulan belakangan ini oleh pelaku yang sampai sekarang belum bisa ditangkap.
“Sudah saya laporkan ke Polda Jawa Barat. Modusnya semua klub atau promotor di SMS pelaku dan diminta sumbangan untuk KONI Jabar. Herannya kok tahu nomor ponsel semua ketua klub atau promotor yang jadi anggota IMI Jabar,” urai H. Rio Teguh lebih lanjut.
“Si pelaku minta sumbangan. Malah sudah ada beberapa orang yang sempat transfer ke nomor rekening yang ada di SMS pelaku. Kerugiannya minimal sampai Rp 15 juta yang sudah ditransfer ke rekening pelaku,” lanjut H. Rio.
Denny Triyugo, andalan tim Astra Motor Racing Team (ART), pernah juga dicatut namanya. Pelakunya lewat BBM dengan nama Denny Triyugo. “Korbannya sudah dua orang kabarnya. Lewat BBM si pelaku minta duit. Herannya kok tuh orang tahu beberapa pin BB teman saya. Berapa kerugian persisnya saya nggak tahu,” ujar Denny yang asli Jawa Timur.
Dan masih banyak lagi, pembalap yang dipakai namanya untuk kepentingan para penjahat online. Yang lebih parah lagi, penggunaan sosial media yang dimanfaatkan untuk bikin ketidakstabilan sosial.
Sangat banyak broadcast berantai dari orang yang tak jelas menyebutkan adanya kejadian pengeroyokan terhadap satu klub oleh klub lain. Seperti misalnya ada informasi segerombolan geng bermotor di daerah Puncak, Jawa Barat yang mengatasnamakan Star Bikers Community yang melakukan pengeroyokan terhadap anggota Byson Puncak Club. Di situ disebutkan mereka kerap membawa senjata tajam bahkan pistol.
Trisno, Pembina Byonic Jakarta Timur menyatakan broadcast seperti ini bisa memiliki nilai kebenaran atau tidak. “Bisa jadi memang ada maksud tertentu dari seseorang untuk menginformasikan hal demikian. Ketika menghadapi hal seperti itu, pertama yang dialkukan adalah jangan mudah percaya dulu,” bilangnya.
Kalau yang membroadcast dari seseorang yang kita kenal, maka sebaiknya melakukan konfirmasi ke orang tersebut sangat penting dilakukan. “Tanyakan kebenaran informasi yang baru saja dikirim oleh orang itu,” sebutnya.
Setelah itu, jika informasi yang dikirim dari orang yang tidak kita kenal, segera diabaikan. Sebab, jika informasi yang demikian ini ditelan mentah-mentah dan dianggap sesuatu yang benar malah akan jadi berbahaya. “Bisa jadi keributan antar klub yang akan terjadi. Atau memang Ini yang memang diinginkan oleh si pengirim broadcast,” tambah Prabowo.
Hal yang sama juga diutarakan oleh Rio Teguh. “Buat promotor atau klub yang dikirimi SMS demikian sebaiknya langsung kontak saya atau minta konfirmasi terlebih dahulu ke sekretariat mengenai kebenarannya.”
Jadi yang sangat penting dalam era internet seperti sekarang ini adalah tingkat kewaspadaan brother dan sister sangat dituntut. Intinya, jangan mudah atau langsung percaya begitu saja. (www.motorplus-online.com)