Judul di atas bukan mengada-ngada. Hasil modif mesin Honda Scoopy FI ditahap terakhir ini memang mampu menandingi Scoopy karbu bore up 130 cc yang pernah Em-Plus ulas sebelumnya.
Power maksimum Scoopy karbu bore up (piston 54,5 mm) tersebut di atas mesin DynoMite milik Ultraspeed di Kebon Jeruk, Jakarta Barat mencatat nilai 9,528 hp di 7.069 rpm. Sementara torsi puncaknya 9,598 Nm @ 7.069 rpm.
Nah, Scoopy Fi ini cc-nya masih standar (108 cc). Cuma ganti piston Vario Techno ukuran standar (diameter sama-sama 50,0 mm) buat naikin rasio kompresi mesinnya sedikit, tetapi mampu tembus 9,88 hp di 8.120 rpm dengan torsi puncak 6,39 lb.ft (8,66 Nm) pada kitiran mesin yang sama.
Itu di atas mesin Dynojet 250i milik Bintang Racing Team (BRT) di Cibinong, Jawa Barat lho, yang perbedaan nilainya lebih kecil sekitar 0,7 – 1 dari DynoMite. Artinya power maksimum Scoopy Fi ala Em-Plus kali ini kalau di atas mesin DynoMite bisa mencapai 10,58 – 10,88 hp. Sedang torsinya sekitar 9,6 Nm.
Seperti janji Em-Plus, kini masuk ke tahap pemakaian kem berdurasi dan ber-lift tinggi. Ini tahap terakhir upgrade performa Scoopy Fi tanpa bore up. Untuk ubahan lainnya, masih sama seperti edisi minggu lalu (baca edisi 778).
Kem yang kami gunakan, hasil custom dari kem standar. Maklum, di pasaran masih belum dijual kem aftermarket buat skubek retro modern Honda ini. Penggarapnya adalah BRT pakai mesin CNC kem. “Profil kem yang diterapkan diambil dari master kem ke-9 buat BeAT karbu,” beber Tomy Huang, bos BRT.
Spesifikasi master kem ke-9 BeAT ini bisa ente browsing di websitenya BRT. Untuk kem ex memiliki durasi 234º dengan tinggi angkatan klep (lift) 7,45 mm. Sedang kem in, 267º lift 7,35 mm.
“Lebar pinggang kem in dan ex hanya 27 mm. Beda 1 mm dari kem standar. Jadi, tak perlu khawatir karena baut setelan klep gak bakal dalam,” kata Tomy sembari bilang, kem BeAT/Scoopy karbu dan injeksi dengan beberapa pilihan spek akan dipasarkan sekitar Rp 350 ribu.
Dari grafik dyno, dibanding dengan kem standar, peningkatan tenaga dan torsinya cukup signifikan saat pakai kem dengan profil hasil bikinan BRT ini. Terutama mulai putaran 8.000 rpm ke atas.
“Coba lihat di 9.000 rpm, gap-nya bisa sampai 1,8 hp dibanding kem standar. Teknologi, tak bohong. Semakin presisi pengerjaannya, hasilnya akan makin bagus,” tukas Tomy. (www.motorplus-online.com)