Berbagai gaya bawa tas yang penuh berisi buku pelajaran saat boncengan anak bermotor. Ada yang cuma dislempang di pundak, digendong di belakang atau taruh di antara pengendara dan pembonceng.
Memang tidak ada aturan baku membawa tas saat bonceng. Termasuk saat anak-anak berangkat atau pulang sekolah. “Kalau aku biasa membawa tas digendong,” ungkap Khairunnisa, siswi kelas 4 Sekolah Dasar di wilayah Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
Namun demikian demi alasan safety menurut Hadrianus Ary Yuanto, Chief Safety Riding dari PT Astra Honda Motor (AHM), sebaiknya membawa tas tidak dengan model slempang di bahu.
“Pertama, posisi ini tidak simetris. Posisi bobot tas bergantung pada satu sisi bahu. Sehingga, akan membuat boncenger akan cepat lelah jika perjalanan cukup jauh,” ungkapnya.
Alasan lainnya, posisi slempang menurutnya tidak cukup aman. Sebab, tas akan sulit dikontrol. “Angin dari depan akan membuat tas bergerak tidak teratur,” jelas pria biasa dipanggil Dudut itu.
Apa yang dikatakan Dudut benar adanya. MOTOR Plus pernah melihat langsung kejadian ketika tas pada posisi slempang menyentuh setang pengendara di sebelahnya. Akibatnya motor tidak bisa dikuasai dan terjatuh. Beruntung pengendara tidak mengalami luka serius.
“Paling baik lagi, untuk pengguna motor matik atau bebek tas ditaruh dalam bagasi yang kini cukup besar. “Atau paling tidak digantung pada gantungan barang yang letaknya persis di bawah jok atau cover tengah.” (www.motorplus-online.com)