Performa akselerasi skubek ente drop dan ada gejala tersendat (vibrasi) saat awal akselerasi atau bunyi berdecit? Banyak hal yang bisa menyebabkan itu. Antara lain ruang CVT sudah banyak kotoran (debu), kampas setrifugal mulai tipis, belt mudah slip akibat aus dan sebagainya.
Itu akibat kalau kita jarang merhatiin dan melakukan perawatan rutin pada sistem CVT. Sejatinya menurut beberapa pabrikan motor, bagian CVT dianjurkan untuk diservis berkala minimal tiap 8.000 km. Mulai dari membersihkan ruang CVT, mengecek kondisi semua komponen, melumasi bagian yang perlu pelumasan dan sebagainya.
Tapi, kalau ternyata semua tadi fine-fine saja namun masih ada gejala vibrasi, coba deh periksa karet peredam kopling sentrifugalnya. Letaknya di plat dudukan kampas setrifugal, berbentuk kayak roller mungil dengan lapisan luar berbahan karet. Berfungsi ngeredam entakan kampas kopling sentrifugal saat kembali ke posisi awalnya.
“Bila komponen ini getas atau mengeras, bisa menyebabkan vibrasi. Karena ketika kampas kopling balik ke posisi awal, kampas akan mental lagi dan membuatnya kembali menyentuh landasan teromol. Itu akibat tidak teredam oleh damper,” bilang M. Abidin GM Technical Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Jika masalahnya seperti itu, kata Abidin, tak ada jalan lain selain ganti damper tersebut. Soal ini sudah pernah Em-Plus bahas di beberapa edisi silam. Malah juga diulas cara mengatasinya, baik di Yamaha Mio maupun Honda Vario. Tapi, tau kah ente apa yang jadi penyebabnya?
“Kebanyakan diakibatkan oleh perilaku berkendara yang salah. Contoh ketika dalam keadaan berhenti, rpm atau putaran mesin digantung sembari rem belakang ditekan,” terang ayah 3 anak ini. Kondisi tersebut tentunya akan membuat kampas kopling terus bergesekan dengan teromol. Sehingga menimbulkan panas.
“Panas inilah yang lama-lama membuat karet damper jadi mengeras atau cepat aus,” jelas Abidin pada Em-Plus saat hendak nonton sesi latihan resmi MotoGP 2014 di sirkuit Sepang, Malaysia baru-baru ini.
Ciri-ciri cara berkendara seperti yang tadi disebutkan, “Bisa dilihat dari teromol koplingnya. Kalau permukaan luarnya berwarna biru, tandanya si pengendara sering gantung rpm sembari rem belakang ditekan. Karena panas yang ditimbulkan oleh gesekan kampas bikin material teromol jadi berubah warna,” imbuhnya.
Selain berdampak ke damper kopling, prilaku berkendara seperti itu juga sudah pasti akan membuat kampas koplingcepat menipis dan landasannya di teromol tergerus. Karena pada kondisi rpm digantung, kampas kopling tak mencengkram kuat teromol, sehingga muncul gesekan. Jika gesekan terjadi dalam waktu lama dan sering, pasti bakal bikin kampas dan landasannya di teromol kemakan.
"Prilaku ini bukan hanya kerap dilakukan saat berada di tanjakan. Bahkan ketika berhenti di lampu merah," tukas Abidin. Wah, kalau begitu caranya bukan hanya kampas dan teromol yang cepat tergerus, isi dompet juga ikut tergerus tuh, hihihi...! (www.motorplus-online.com)