Agar klub tetap berjalan ideal, AD/ART jadi modal paling awal. Di sini semua pejabat struktural klub, life member sampai honorary wajib paham AD/ART yang dibuat bersama-sama lewat musyawarah mufakat klub.
Dalam praktiknya, banyak anggota klub kurang menyimak AD/ART. Bahkan kadang malah nggak membacanya sama sekali. Padahal di dalamnya disepakati aturan main, etika dasar baik soal internal juga eksternal.
Banyak kejadian, overlapping, khususnya dalam lingkup pejabat struktural. Sesepuh klub punya banyak istilah, ada yang menyebut founder, dewan senior dan lain sebagainya.
Idealnya, para founder ini ditempatkan sebagai ‘bapak klub’ ia mengawasi secara umum dan berfungsi sebagai dewan penasehat. Agar smooth sesepuh ini diharapkan nggak terlalu masuk ke dalam, karena sudah dipegang ketua umum klub atau presiden.
“Founder atau dewan senior punya tugas mengawasi, memberi saran, usul dan melakukan tindakan kepada pengurus pusat atau tingkat nations. Menjaga kehormatan panji organisasi dan hal yang mengarah kepada pelanggaran AD/ART dan pedoman anggota,” tegas Boy Januar Ariska, salah satu founder Scoooter Owners Group (S0G), sebagai klub skuter terbesar di dunia.
Ketua klub memiliki otoritas operasional dan penanggung jawab dan kordinator umum saat menjalankan organisasi. “Ia selalu berkordinasi menyangkut kebijakan dan keputusan yang diambil,” tambah Mario Tobing, ketua Skill’s, register 011, klub berbasis motor batangan asal Banten.
Secara tegas, ketua klub memberikan komando terkait kebijakan. Tentu ada wakil ketua yang juga andil menggantikan atau memberikan arahan.
Pemisahan otoritas di tingkat atas jadi kunci berjalannya klub. Setiap members wajib konsekwen, saat terjadi pemilihan ketua klub baik musyawarah atau voting di tingkat musyawarah besar (Mubes). Mereka harus konsekwen mematuhi dan mengakui otoritas ketua klub bersangkutan.
Di lapangan sering terjadi, jika keputusan ketua klub kurang disupport atau ditentang, eksekusi di lapangan amburadul dan menimbulkan friksi. Sering timbul gesekan yang merugikan eksistensi klub. Barisan sakit hati keluar dari barisan, membuat klub sempalan dan mengurangi power dan kewibawaan pengurus.
Para pejabat klub sepakat bawah aturan main itu harus saklek dan detail, dituangkan di AD/ART dan dipatuhi semua anggota klub. Di mana wewenang para founder, presiden atau ketua umum, presiden chapter, wakil sampai tatib, humas sampai ke bawah.
Garis komando menjadi sangat penting. Idealnya, founder memberi arahan kepada presiden atau ketua umum. Terus ke bawah, ketua umum tapi memberi instruksi kepada ketua chapter dan terus ke bawah.
Setelah di tingkat atas sesuai aturan main, tugas dan wewenang Tatib klub, humas, sekretaris sampai ke tingkat life member akan berjalan sesuai keinginan AD/ART. (www.motorplus-online.com)