Di Sumatera Utara, club event tumbuh subur seperti kelapa sawit yang gampang dijumpai di Sumut. Begitulah event motocross dan grasstrack, hampir setiap minggu ada gelaran yang jadwalnya berbarengan, meski jaraknya berjauhan. Tapi, tetap saja masing-masing gelaran tetap diserbu starter.
Seperti Sergai Open Motocross & Grasstrack 2014 yang berlangsung di Dolok Masihul, Serdang Bedagai, Sumut, Sabtu-Minggu lalu (22-23/2). Walaupun di kota ini minim tim balap, jumlah star-ternya masih tembus 174.
“Di Sumut penggemar motocross dan grasstrack sangat banyak. Meski banyak event berbarengan, setiap event pesertanya masih tetap ramai,” ujar Musa Rajeksyah, Ketua Pengprov IMI Sumut.
Karena itulah, banyaknya balapan tanah yang jadwalnya berbarengan bikin tim harus selektif. Seperti memilih kelapa sawit terbaik, event garuk tanah seperti apa yang harus diikuti.
Untuk tim privateer, lokasi event jadi pertimbangan utama. Hadiah juga diperhatikan matang-matang dan track record penyelenggara event.
“Tim kecil dananya terbatas. Maka-nya, cuma ikut event yang dekat. Tapi tetap liat-liat siapa penyelenggaranya,” ucap Hery S, grasstracker privateer yang sudah 15 tahun main cakar tanah ci sumut.
Tim dengan dana besar beda lagi. Jarak dan hadiah bukan masalah. Faktor keamanan dan gengsi dari event yang jadi penilaian utama. Jumlah kelas yang dilombakan juga jadi penentu supaya semua motor yang mereka punya bisa balap.
“Terpenting faktor safety sirkuit. Seperti event ini, semua penonton dibatasi pagar supaya tidak bisa masuk trek. Pembalap jadi nyaman saat balap. Tidak takut menabrak (www.motorplus-online.com)