Tim balap motocross SE85 dan SE 65 cc di Sumatera Utara dan Riau kompak. Pemilik atau manager tim selalu gabung di setiap event lokal ataupun kejurnas motocross di kawasan Sumut dan Riau.
“Kalau enggak kompak, panitia susah buka kelas buat kami. Jumlah peserta SE di bawah 250 cc,” ujar Haryanto alias Anton Jion, ayah dari Ridho Jion, crosser SE 65 cc tim RAC, Kandis, Riau.
“Karena kompak kita bisa minta panitia untuk buka kelas. Dengan cara ini lama-lama, tim pengin punya pembalap anak-anak,” timpal Hendra Junaidy, pemilik tim TRT Cikampak, Sumut, yang punya tiga pembalap cilik.
Usaha pemilik tim motocross anak-anak di Riau dan Sumut patut diikuti. Memang, bintangnya pembalap di kejurda ataupun kejurnas motocross ya SE250.
Tapi, tanpa memperhatikan dan membuka kelas anak-anak lama-kelamaan peserta di kelas utama pasti berkurang. Faktanya silakan tengok di kejurnas motocross. Ramainya kelas MX2 alias SE250 dan kategori di bawahnya karena kelas anak-anak dibina.
“Semakin banyak panitia yang bersedia membuka kelas buat anak-anak, pasti banyak orang tua yang berminat anaknya turun balap,” urai Anton. “Harus dimulai dari sekarang biar balapan di kawasan Sumut dan Riau ramai,” sergap Hendra.
Supaya kelihatan ramai kelas SE 65 cc dan SE85 digabung di beberapa event lokal Sumut dan Riau karena jumlah starter setelah digabung maksimal 10 pembalap. “Kalau terlihat pembalapnya banyak, penonton pun senang,” tutup Hendra.
Lanjutkan, bang! (www.motorplus-online.com)