Merekam momen lewat kamera video saat turing atau berkendara jarak jauh sudah menjadi ritual bagi kebanyakan biker. Selain bisa jadi andalan untuk dokumentasi, perangkat kamera kompak yang bisa dipasang di berbagai posisi ini banyak juga dimanfaatkan buat ajang narsis. He he he..!
Apalagi belakangan ragam kamera untuk aktivitas di luar ruangan ini sudah banyak beredar pilihan jenisnya. Seperti GoPro, Contour, Sony Action Cam, CamOne, Drift HD Ghost, dan banyak lagi lainnya. Masing-masing meyodorkan beragam kelebihan dengan tentang harga mulai dari Rp 3 jutaan.
Tetapi dari berbagai sodoran merek itu, kamera GoPro paling banyak dipakai. “Secara fungsi kamera untuk aktivitas outdoor itu mirip. Tinggal kebiasaan pakainya aja,” ujar Jack Maulana yang biasa pasang kamera pada motornya.
Asyiknya pakai kamera ini bisa dipasang bebas. Seperti pasang pada bagian tubuh seperti di helm, lengan, badan, dan pundak. Sementara untuk di kendaraan juga demikian. Bisa di tempel ke handlebar atau setang, frame, tangki bensin, sepatbor depan atau belakang, bisa juga di sekitar spidometer.
Itu lantaran kamera ini didukung dengan berbagai variasi tambahan yang bisa dengan mudah didapat. Biasanya perangkat optional ini dijual terpisah dengan kamera, jadi untuk yang mau pasang kamera pada posisi tertentu harus melengkapi variasi tambahan ini lagi. "Oh ya saat beli variasi tambahan ini, tentu harus disesuaikan dengan kebiasaan pemakaian, sayang kan kalau sudah dibeli tapi malah tidak bisa pakai," pesan Jack.
Buat berkendara bisa pakai breket khusus yang nempel di bagian helm atau juga model mounting untuk di areal setang atau rangka. Tapi sebelum kamera diaktifkan pastikan angle atau posisi hasil kamera sudah ideal. Beberapa kamera bisa dilihat pada display monitor.
Rata-rata sodoran kamera ini sudah mempunyai fasilitas Shockproof yang tahan banting, pemilik enggak usah khawatir soal cuaca ketika sedang mengaktifkannya. “Biasanya untuk trail adventure saya pasang di sekitar helm. Kalau di bodi motor hasil video masih kurang bagus karena getaran terlalu tinggi,” rinci Erickson Andilolo dari Enduro Totale.
Beberapa kamera produksi terbaru malah sudah koneksi dengan aplikasi Android atau iPhone. Ini untuk mengontrol kamera via koneksi Wi-Fi. Jadi bisa langsung upload monen sip ke jejaring sosial.
Bukan cuma buat turing atau adventure saja, kamera seperti ini juga biasa digunakan pembalap. Langganan dipasang di motor saat sesi latihan. “Pemakaian kamera ini dirasa sangat membantu. Terutama untuk lebih mengenal sirkuit, utamanya trek baru. Lebih mengenal karakter lintasan dan memudahkan berdiskusi kepada mekanik saat seting motor,” ujar M. Fadli pembalap Supersports. (www.motorplus-online.com)