Find Us On Social Media :

Lokasi Penyelenggaraan MotoPrix Harus Diatur Lagi, Jangan Korbankan Pembalap dan Tim

By Motorplus, Senin, 10 Maret 2014 | 07:22 WIB
()

Minggu lalu (2/3) digelar kejurnas seri perdana MotoPrix Region 1, Sumatera, dan Region 5, Sulawesi. Catatan penting dari putaran pertama MotoPrix Sumatera yang digelar di Kabupaten Muaro Tebo, Jambi.

Peserta MotoPrix di Jambi banyak mengeluhkan beberapa hal yang wajib didengar pihak penyelenggara dan PP IMI. Merekalah pelaku balap nasional yang mau berjuang untuk meramaikan balapan di tanah air. Tanpa mereka, orang-orang seperti mereka enggak bakalan ada balapan nasional.

Untuk menuju Muaro Tebo, butuh perjalanan lewat darat selama 7 jam dari kota provinsi Jambi. Kalau dari Padang, Sumatera Barat, bisa ditempuh dengan mobil 5 jam.

“Cobalah perhitungkan lagi. Masa dari pusat kota sampai 7 jam. Jangan samakan dengan di Jawa. Kabupaten di Jawa enggak pusing nyari kebutuhan balap dan hotel. Kalau di Sumatera, mana bisa seperti itu,” ujar Fahrizal Hamri dari tim Yamaha Alfa Scorpii NHK 3DI TDR Yonk Jaya, Medan.

Betul apa yang diucapkan Rizal. MOTOR Plus pun beberapa kali merasakan bagaimana balapan di kawasan Kabupaten di Sumatera. Bukan cuma penginapan yang susah dicari, kebutuhan untuk balap, seperti spare part, sulit.

“Apa yang dicari sih balapan di kabupaten yang jauhnya sampai 7 jam dari kota? Apa karena proyek dari APBD akhirnya jadwal dijual ke pihak pemkab,” ujar Syabra Buana, pemilik tim Honda Kita-Kita, Medan.

Ini juga masalah utamanya, jadwal dijual ke pihak pemerintahan. Artinya, promotor yang memohon jadwal ke PP IMI menawarkannya ke pemda, minimal tingkat kabupaten. Balapan didanai anggaran daerah.

“Belum lagi sirkuitnya. Jauh-jauh sirkuitnya pendek. Enggak sampai 1,3 km. Tapi mau apa kami, sudah sampai sini pun sudah syukur,” kata Firman Farera, rider senior tim Yamaha RPM NHK, Medan.

Parahnya lagi tuntutan finansial bagi tim peserta MotoPrix. Di seri I MotoPrix Region 1 lalu, pendaftaran peserta perkelas tinggi.

“Satu kelas kejurnas harus bayar Rp 500 ribu. Belum lagi paddock. Satu paddock bayarnya Rp 500 ribu. Kalau dua, ya itu sendiri deh,” timpal Rizal, panggilan akrab Fahrizal Hamri. (www.motorplus-online.com)