Istilah cabe-cabean terus berkembang. Sekarang, fenomena cewek yang kerap nongkrong atau sebagai pemanis di ajang balap liar atau tongkrongan biker itu, kini sudah jadi inspirasi produsen apparel.
Bisa dilihat, sekarang ini banyak sekali pengendara remaja yang dibonceng dengan t-shirt bertuliskan ala alay. seperti PHP. Di kalangan remaja ABG biasa diartikan Pemberi Harapan Palsu. Namun di kalangan, cabe-cabean bisa diartikan Perawan Hampir Habis.
“Masih banyak tulisan norak lain yang bisa dibaca,” bilang Doddy Indrawan, seorang mekanik yang kerap terjun di balapan liar.
Salah satu ciri dari para cabe-cabean itu menurut Doddy adalah cara berpakaian. “Pakaian yang model baju ketat,” bilangnya.
Namun fenomena ini sekarang meluas. Mereka yang bukan termasuk cabe-cabean juga kerap menggunakan pakaian dengan tulisan unik seperti itu. “Suka aja dengan tulisannya,” ungkap Rudi seorang remaja berusia 16 tahun yang menggunakan kaos unik itu.
MOTOR Plus mencoba menelurusi lokasi penjualan dari kaos dengan quote alias kata-kata nyentrik ini.
Dari pengamatan, baju model ini kerap dijual di pasar malam yang banyak bertebaran di beberapa lokasi perumahan. Bisa juga di pedagang kaki lima di beberapa pasar tradisional.
Seperti yang ditemui Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Salah satu penjualnya Toel mengungkapkan, “Kebanyakan yang membeli baju ini laki-laki. Usianya masih remaja sekitar 15-20 tahun,” ungkapnya.
Toel juga mengaku tidak mengetahui alasan para pembeli remajanya memilih kaos seperti ini. “Ya... bisa jadi karena tulisannya unik,” ungkapnya.
Hal ini sesuai dengan pembeli yang kebetulan membeli di tempat Toel jualan. Cowok berusia sekitar 18 tahun bernama Heri ini terlihat sedang memilih kaos bertulisan unik. “Suka dengan baca tulisannya,” ucapnya.
Harga dari kaos dengan ukuran kecil ini dijual bervariasi. Seperti yang dijual Toel berkisar Rp 20.000 hingga Rp 30.000.
Salah satu produsen kaos, Indri mengakui sebagai produsen tentu harus pintar mencari peluang usaha. “Yang pasti, produsen harus menyesuaikan dengan keinginan konsumen,” jelas pemilik dari PR2 Collection, sebuah usaha sablon untuk pakaian.
Namun demikian, ibu yang tinggal di Ciomas Bogor ini bilang tinggal tergantung pihak produsen, apakah mau diambil atau tidak. “Ya.. karena ada tanggung jawab juga kalau tulisannya kasar dan cenderung porno, bisa mempengaruhi imej juga.” (www.motorplus-online.com)