Find Us On Social Media :

Test Ride Kawasaki Z1000, 0 – 60 km/jam Dicapai Hanya Dalam 1,98 detik

By Motorplus, Jumat, 21 Maret 2014 | 13:06 WIB
()

()

Tiba saatnya mengajak The Sugomi alias Kawasaki Z1000 berhadapan dengan liarnya ’alam’ ibu kota. Sebagai pacuan supernaked, pacuan bermesin DOHC 16 katup 4-tak, 4 silinder segaris ini, punya genre sebagai pacuan kaum urban. Itulah salah satu dari sekian alasan mengapa EM-Plus mengajaknya berkenalan dengan ruwetnya lalu lintas Jakarta.

Beruntung! Karena secara spesifikasi, Z1000 generasi terbaru ini dilengkapi dengan bagian sub frame yang lebih ramping. Sehingga, posisi kaki untuk berpijak ke aspal kala menopang pacuan berbobot 220 kg ini tetap sempurna.

Bahkan, dengan tinggi jok ke tanah yang 815 mm, tetap membuat kedua telapak kaki tetap menapak penuh tanpa jinjit. Sehingga, pemilik postur tubuh 170 cm pun tetap mampu menopang The Sugomi. Didukung posisi riding yang tidak terlalu merunduk namun punya style agresif, kenyamanan buat taklukkan kemacetan kota Jakarta pun tetap disuguhkan Z1000.

()
Kaki menapak ke aspal, meski tinggi jok ke tanah 815 mm

Easy control and handling, bahasa gaulnya! Akibatnya, badan EM-Plus yang berpostur 178 cm/ 62 kg ini, tidak masalah kala harus menghadapi proses stop and go. Padahal, kala itu tubuh sedang terserang flu. Tulang yang terasa nyeri akibat penyakit musiman itu, tak merasa terbebani kala menghandel laju pacuan berdimensi panjang 2.045 mm dan lebar 790 mm serta tinggi 1,055 mm ini. Artinya, tak ada tekanan berlebih dibagian bahu dan lengan kala harus riding dengan sang Panther Jepang.

Seakan, banyak kemudahan yang coba ditawarkan pacuan seharga Rp 270 juta (warna orange) dan Rp 272 juta (hijau) ini. Salah satunya, dari sistem pengereman. Selain mengaplikasi sistem Anti-lock Braking System (ABS), hadirnya dobel kaliper tipe radial di suspensi depan, membuat pengereman lebih pakem meski hanya menarik handle rem dengan satu ujung jari saja. So, telapak tangan masih bisa menggenggam erat grip gas!

()
Awas, powernya liar!

Hanya saja, untuk berkendara harian, suspensi depan yang ditopang upside down Showa 41 mm itu masih terlalu keras. Ketika melewati jalan bumpy dan jalan rusak, rebound dan kompresi yang diberikan masih terlalu keras. Begitu juga dengan monosok belakang yang model horisontal. Bikin pantat, kudu merasakan kerasnya jok.

Tetapi, sebenarnya kondisi sok ini bisa diandalkan untuk sport riding. Maksudnya, buat mengajak Z1000 ini berakselerasi. Baik itu di slow corner ataupun high speed corner. Tak ada gelaja liar dari sok depan dan belakang yang membuat goyangan menakutkan. Lari pacuan, melesat seiring bukaan gas.

Namun, sebagai pacuan yang mengusung kapasitas 1.043 cc dengan bore 77 mm X stroke 56 mm, power yang disuguhkan sebagai pacuan kaum urban, tergolong liar. Klaim Kawasaki sendiri, Z1000 memiliki power maksimal 142 ps/ 10.000 rpm dan torsi puncak 111 Nm/ 7.300 rpm.

()
Spidometer lengkap informasi. Takometer dual, dari LCD (0 - 3.000 rpm) pindah ke LED usai 4.000 rpm

Tapi, setelah Em-Plus test sendiri dengan dyno di atas mesin Dynomite milik Ultraspeed Racing di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, hasilnya lebih dari itu. Tercatat, peak power tembus di 148,2 hp/ 9.927 rpm. Sedang torsi, beranjak di 119,2 Nm/ 7.777 rpm.

Tentunya, untuk pacuan yang memiliki power besar, butuh skill riding dan pikiran bijak kala riding bersama Z1000. Artinya, jangan sembarang membejek grip gas. Sebab, tubuh bisa tertarik kuat ke belakang.

Karena seperti EM-Plus coba untuk akselerasi, kecepatan 0 – 60 km/jam saja hanya membutuhkan waktu 1,98 detik dengan jarak 14,9 meter saja. Lalu, kecepatan 0 – 80 km/jam, cukup 2,88 detik dengan jarak 27,4 meter. Padahal, pelepasan kopling kala start sudah dibuat sedikit lebih lama. Sehingga, roda depan tak terangkat tinggi dan membuat waktu terbuang.

Suspensi standar mumpuni buat sport riding. Masih bisa diseting

Toh, dengan penambahan tenaga sekitar 4 – 6 dk dari versi Z1000 sebelumnya, harusnya Kawasaki juga turut melengkapi fitur tracion control dan power mode. Sehingga, rider tak harus dipaksa untuk menerima semua muntahan tenaga yang begitu besar buat motor perkotaan. Ya, layaknya Ninja 1000 yang justru sudah mengaplikasi dua fitur tersebut.

Sayangnya, jalanan di ibu kota seperti enggak pernah bisa untuk menyalurkan seluruh muntahan power buat mencapai top speed. Maka itu, kecepatan 220 km/jam sudah cukup membawa hasrat untuk menikmati moge 1.000 cc. (www.motorplus-online.com)

Data Akselerasi :

0 – 60 km/jam: 1,98 detik

0 – 80 km/jam: 2,88 detik

0 – 100 meter: 5,03 detik

0 – 201 meter: 7,47 detik

Konsumsi BBM:

1 liter= 14,7 km