Meski terlihat gede, baik Z800 maupun Z1000 masih bisa kompromi buat postur tubuh rata-rata bikers Indonesia. Dijamin, kaki bisa napak dengan baik ke aspal kala duduk di atas sadelnya.
Apalagi EM-Plus yang punya tinggi badan 178 cm, lutut masih nekuk dikit. Soalnya, tinggi jok ke tanah keduanya hanya sekitar 830 mm alias tak sampai 1 meter. Namun, terasa sekali kalau untuk bikers pemilik tubuh di bawah 175 cm, akan sedikit jinjit ketika menyemplak Z800. Tetapi, ketika menunggangi Z1000, tidak perlu! Karena kaki masih sempurna menapak.
Kondisi ini, dipengaruhi sub frame Sang Kakak yang sedikit lebih ramping ketimbang adiknya. Jadi, kaki pun tak perlu ngangkang. Ini yang memudahkan kaki berpijak sempurna ke aspal.
Namun berada di balik kemudi kedua street fighter buatan pabrikan Geng ijo ini, EM-Plus merasakan aura yang berbeda. Meskipun kakak-beradik ini punya genre yang sama.
Z800, riding positionnya terasa lebih tegak dan sedikit merunduk. Posisi lengan terasa agak sedikit kaku. Soalnya posisi setangnya agak ke bawah, sehingga memaksa EM-Plus harus membungkuk sedikit layaknya naik motor balap.
Saat diajak melintasi jalan yang padat merayap, lumayan pegel juga nih kalau sering stop and go. Paling, ngakalinya bisar gak cepat pegal, saat berhenti di lampu merah tangan dilepas aja dari setang sembari badan ditegakin, hehehe.
Berbeda dengan Z1000 yang terasa lebih santai dan posisi badan masih bisa tegak saat dikendarai. Sehingga, meski bermacet-macet ria, tubuh tidak cepat lelah. Walaupun harus sering-sering menahan dan menyeimbangkan bobotnya yang mencapai 220 kg ketika berhenti.
Oh iya! Soal bobot, meski mengendong dapur pacu dengan kapasitas silinder lebih besar dari Z800, tapi bobot kotor Z1000 masih lebih ringan 9 kg loh dari sang adik yang mencapai 229 kg. Makanya feeling EM-Plus saat ngegas motor ini di jalan raya, rasanya lebih anteng di balik setang Z1000 nih.
Ditambah karakter tenaga dan torsinya enggak begitu meledak-ledak, meski punya max power lebih tinggi dari Z800. Hal itu sangat terasa ketika dibawa jalan pelan. Saat diajak lari 40 - 50 km/jam pakai gigi 1 atau 2 (sesuai kondisi), waktu naik Z800 rasanya lari motor seperti mau nyundul-nyundul. Kayak gas maunya minta dipelintir lebih dalam.
Tapi, di Z1000 tidak begitu. Motor masih mau diajak pelan atau jalan santai. Padahal kalau dilihat dari torsi puncak, Z1000 lebih gede (111 nm) dibanding Z800. Itu pun pada putaran mesin yang lebih rendah, yakni di 7.300 rpm (Z800 di 8.000 rpm). (www.motorplus-online.com)