Find Us On Social Media :

Yudha Nugraha Main Cuztom Sendiri

By Motorplus, Senin, 24 Maret 2014 | 10:05 WIB
()

()

Masih muda dan doyan motor custom. Dialah Yudha Nugraha, lajang 27 tahun asal Pekalongan yang owner dari sebuah gerai kamera, dan pengusaha distro.

Bila mampir ke rumahnya, ada 9 unit motor koleksinya. Semua sudah kena sentuhan modifikasi. Mulai Yamaha Scorpio, Honda CB, GL, Tiger, Kawasaki Ninja. Beragam style modif terlihat. Mulai gaya klasik Honda CB, ada pula motor bergaya japs, cafer racer, bratstyle juga chopper.

“Sebuah perjalanan saja. Awalnya memulai dari modif Kawasaki Ninja dengan kaki limbah moge, namun akhirnya sekarang malah menyasar ke style begitu. Buat saya, semua sentuhan itu sesuai karakter diri. Simpel tapi berkarakter kuat,” kekehnya merendah.

Singkatnya beberapa unit motornya itu pernah nampang di MOTOR Plus. Semuanya diolah langsung sendiri dengan bantuan rekannya, Bonenk Remin. Salah satunya motor koleksinya ada yang tampi klasik. Adalah CB 175 yang merupakan hasil modifikasi dari Kawasaki Ninja. Intinya Ninja yang lahir bergenre sport diubah menjadi simpel, kecil seperti CB 175 jadul.

()
Helm sesuai karakter motor

Ada lagi Yamaha Scorpio yang seolah dipaksa menjadi chopper dengan jok model drop seat. Olahan sasis custom sampai permainan kaki-kaki kental terlihat. “Tantangannya memang di situ. Memodifikasi motor yang tadinya bertubuh besar dan sport diubah jadi simpel dan klasik,” ujar pria yang bakal nengok kalau dipanggil Menyut itu.

Uniknya unit motor custom itu masing-masing ada namanya. Contohnya Yamaha Scorpio yang berwarna hijau ala militer yang dikasih nama Besi Tua. Ada lagi Honda Tiger yang mengusung style cafer racer, ngetop dengan julukan Bastard. Oh ya Ninja Rombeng juga ada, ini karena tangki custom yang melekat pada Ninja itu dibiarkan enggak dicat dan tetap menonjolkan karat.

Semua dicustomized

Singkatnya, Yudha enggak sungkan ngumpulin motor yang masih umum terlihat seliweran di jalanan. Namun sudah kena sentuhan modifikasi. Selain enggak bikin ribet di soal surat-surat, semua koleksinya itu siap dipakai riding kala weekend bareng rekan. “Bisa pula saya gunakan untuk properti foto sekalian display toko. Itu malah tujuan utamanya. Jadi saling support,” yakinnya.

Makanya, hobi membuat motor custom diyakininya jadi sejalan dengan bisnis yang sudah dirintisnya sejak 2008 silam. Dimulai dari bisnis online jual kamera. 2010 buka toko dan 2011 merambah ke dunia distro.

Pastinya unit koleksi motornya bakal terus dan terus bertambah. Itu sudah bisa dilihat dari beberapa motor ‘pendatang baru’ yang siap antre di garasinya menanti sentuhan modifikasi. (www.motorplus-online.com)