Shell Asia Talent Cup (SATC) putaran perdana di sirkuit Losail, Qatar (19-23/3), akan jadi ukuran sejauh mana pembalap Indonesia bisa beradaptasi dengan Honda NSF250. NSF250 punya rancang bangun dan spesifikasi untuk Moto3.
“Hati-hati. Sekarang anda menggunakan motor yang semuanya punya spesifikasi balap. Rasakan motornya terlebih dahulu. Kalau sudah nyaman, silakan gas sampai batas maksimal,” ujar Alberto Puig, Kepala Instruktur SATC saat tes resmi di Aragon, Spanyol, 17-20 Februari lalu.
Pastinya tiga nama rider Indonesia yang ikut SATC, Wilman Hammar (16 tahun) alias Willy Hammer, Muhammad Taufik Hidayat (16 tahun), dan B. Samhan Mashuri. Ketiganya mewakili pembalap Honda dari Indonesia.
SATC didukung Shell sebagai sponsor utama dan Honda Racing Coorporation (HRC) yang mensuplai NSF250. “Asia Talent Cup seperti miniaturnya balapan dunia. Kenapa begitu? Karena motor yang dipakai memang benar-benar persis yang digunakan untuk balapan Moto3. Makanya, pembalap yang turun akan merasakan seperti balapan sesungguhnya,” ujar Shuhei Nakamoto, Vice President HRC saat bertemu MOTOR Plus beberapa minggu lalu di Jakarta.
Shuhei melanjutkan SATC bentuk dari program Honda dunia mencari bibit pembalap muda Asia. Sebelumnya sudah berjalan dua tahun Asia Dream Cup yang digabung dengan gelaran FIM-Asia Road Racing Championship.
“Perbedaannya di motor. ADC motor massal. Tapi, jangan salah peluang pembalap ADC dengan Asia Talent Cup tetap sama. Kalau lolos seleksi, pembalap kedua event itu memungkinkan untuk ikut di Moto3 dunia,” timpal Shuhei.
Bagaimana dengan peluang Indonesia? Indonesia berharap dari Willy untuk bisa bersaing dengan pembalap Asia lainnya di SATC.
Dari tiga pembalap Indonesia, Willy paling baik secara teknik. Ini dibuktikan di kejuaraan setingkat MotoPrix. Dia sering membawa pulang tropi nasional. (www.motorplus-online.com)